Sabtu, 27 Februari 2010

SEL



Dalam suatu revolusi medis besar – besaran, para ilmuwan telah memasuki suatu dimensi tersembunyi yang tidak pernah disangkal siapa pun. Sel – sel ternyata sudah jutaan tahun lebih unggul daripada kita dalam hikmat berpikir. Dalam suatu penelitian yang mendalam tentang sel, para ilmuwan telah memasuki suatu dimensi tersembunyi yang tidak pernah disangka siapa pun.
Sel memiliki Maksud Yang Lebih Tinggi. Setiap sel di tubuh kita setuju untuk bekerja demi kesejahteraan keseluruhannya. Kesejahteraan individualnya menjadi yang nomer dua. Kalau perlu ia rela mati demi melindungi tubuh, dan sering demikian. Umur sel manapun hanyalah sebagian kecil dari umur anda sendiri. Sel kulit ribuan mati tiap jamnya, demikian juga sel kekabalan tubuh yang memrangi mikroba – mikroba penyerbu. Sikap mementingkan diri sendiri bukanlah pilihan seandainya pun mencakup kelangsungan hidup sel itu sendiri.
Sel memiliki Kemenyatuan. Sebuah sel berhubungan dengan segala jenis sel lainnya. Molekul – molekul utusan berpacu ke mana – mana untuk memberitahu pos – pos tubuh ynag paling jauh letaknya, tentang hasrat atau niat, seberapa kecilpun itu. Menarik diri atau menolak berkomunikasi bukalah pilihan.
Sel memiliki Kesadaran. Sel – sel beradaptasi dari saat ke saat. Mereka tetap fleksibel agar dapat memberikan respon terhdap situasi – situasi yang ada. Terperangkap dalam kebiasaan – kebiasaan kaku bukanlah pilihan.
Sel memiliki Penerimaan. Sel – sel saling mengenal satu sama lain sebagai sama pentingnya. Setiap fungsi dalam tubuh itu saling bergantung satu sama lainnya. Berfungsi sendirian bukanlah pilihan.
Sel memiliki Kreativitas. Walaupun setiap sel mempunyai fungsi unik (sel hati umpanya, bisa melaksanakan lima puluh tugas yang berbeda-beda), fungsi-fungsi tersebut digabungkan dengan cara-cara yang kreatif. Seseorang bisa mencerna makanan yang belum pernah dimakannya, memikirkan pikiran yang belum pernah dipikirkannya, menari dengan cara yang tak pernah dilihatnya. Berpegang pada perilaku lama bukanlah pilihan.
Sel memiliki Keberadaan. Sel-sel itu patuh pada siklus universal berupa istirahat dan aktif dalam kegiatan. Walaupun sel itu terekspresikan dengan sendirinya dalam banyak hal, seperti tingkat hormon, tekanan darah, dan irama pencernaan yang berfluktuasi, ekspresi yang jelas adalah tidur. Mengapa manusia butuh tidur tetap merupakan misteri medis, tapi akan terjadi ketidakfungsian total kalau kita memetik manfaat tidur. Di dalam keheningan istirahat, masa depan tubuh itu berinkubasi. Terlalu aktif atau agresif bukanlah pilihan.
Sel memiliki Efisiensi. Sel-sel berfungsi dengan pengeluaran enerji yang sekecil mungkin. Umumnya setiap sel hanya menyimpan tiga detik makanan dan oksigen di dalam dinding selnya. Ia sepenuhnya percaya bahawa dirinya akan dipelihara. Konsumsi makanan, udara, atau air yang berlebihan bukanlah pilihan.
Sel memiliki Pembentukan Ikatan. Karena kesamaan warisan genetika, sel-sel itu tahu bahwa mereka itu pada dasarnya sama. Fakta bahwa sel hati itu beda dari sel jantung, dan sel jantung, dan sel otot beda dari sel otak, tidaklah meniadakan kesamaan identitas mereka, yang tidak berubah-ubah. Dalam laboratorium, sel otot bisa secara genetika ditransformasikan menjadi sel jantung dengan kembali ke sumbernya yang sama. Sel-sel yang sehat tetap terikat dengan sumbernya yang sama. Sel-sel yang sehat tetap terikat dengan sumbernya, entah seberapa sering pun mereka terbelah. Bagi mereka, menjadi sel buangan, entah seberapa sering pun mereka terbelah. Bagi mereka, menjadi sel buangan bukanlah pilihan.
Sel memiliki Kemampuan untuk Memberi. Kegiatan utama sel adalah memberi, yang memelihara integritas sel-sel lainnya. Komitmen total terhadap memberi menjadikan menerima itu otomatis. Itu hanyalah separuh sisa dari siklus alaminya. Menumpuk bukanlah pilihan.
Sel memiliki Keabadian. Sel-sel itu berreproduksi untuk meneruskan pengetahuan, pengalaman, dan talenta mereka, tanpa menahan apapun dari anak-anak mereka. Ini adalah semacam keabadian praktis, tunduk kepada maut di bidang fisik tetapi mengalahkannya di bidang non fisik. Jurang antara generasi bukanlah pilihan.
Kalau sel – sel kita saja tau apa yang perlu dilakukan dan yang tidak perlu, mengapa kita sendiri berprilaku demikian? Mengapa ketamakan itu baik bagi kita padahal menghancurkan pada tingkatan sel - sel kita, di mana ketamakan adalah kesalahan yang dilakukan oleh sel – sel kanker? Mengapa kita membiarkan konsumsi berlebihan itu menuntun pada kegemukan yang mewabah, padahal sel – sel kita mengukur hingga tingkatan molekul, berapa banyak bahan bakar yang sehat dikonsumsi. Perilaku yang akan mematikan tubuh kita sendiri belum juga kita tinggalkan. Kita mengkhianati hikmat tubuh kita sendiri, dan lebih parah lagi, kita abaikan model kehidupan spiritual yang sempurna dalam diri kita. Bagaimana menurut anda?

Minggu, 07 Februari 2010

HUKUM ISLAM

Seorang ustadz berkata kepadaku,¨ Alangkah baiknya bila hukum islam tegak di negara ini.¨ ¨ Mengapa?¨, tanyaku. ¨ Coba anda bayangkan¨, katanya,¨ ketika seorang pencuri mencuri di negara ini, maka hukumannya adalah penjara. Jika hanya ada 100 orang saja pencuri di negara yang berpenduduk 500 juta jiwa ini dan masing – masing dihukum tiga bulan penjara dikali makan tiga kali sehari dan harga sebungkus nasi cuma 5000 rupiah maka dana yang harus dikeluarkan sekurangnya adalah 45 juta rupiah.. itu belum kalau ternyata ada seratus ribu pencuri, atau harga nasinya 10 ribu, atau hukumannya lebih dari tiga bulan. Belum lagi penjara itu ada penjaganya, penjaga itu juga harus digaji dan diberi makan. Belum perkara korupsi, pemerasan, pemerkosa dan pembunuhan yang harus dihukum sumur hidup. Triliyunan dana negara habis untuk para penjahat sperti ini..dalam arti kata sudah mereka berbuat jahat, kemudian diberi makan dan diurus pula oleh negara. Efek jeranya belum tentu ada. Bisa jadi semakin lama di penjara, keterampilannya semakin hebat setelah keluar.¨
Lanjutnya,¨ Bandingkan dengan hukum islam, setelah dia mencuri, potong tangannya dan kembalikan pada keluarganya. Murah dan Mudah..negara tidak perlu memberinya makan, efek jeranya pun ada. Ia pun masih bisa mencari kerja dengan tangan yang satunya dan ia pun akan berhati – hati agar tidak kehilangan dua tangannya lagi.¨
¨Itu baru pencuri¨, kata temanku itu lagi, ¨ Pembunuh misalnya. Orang yang keluarganya terbunuh tentu menyimpan dendam. Keluar dari penjara si pelaku bisa di bunuh oleh keluarga korban. Keluarga si pelaku bisa saja tidak terima, pasalnya si pelaku sudah dipenjara, sehingga terjadilah bunuh membunuh yang tak berkesudahan. Sebaliknya di Islam ada Qisash. Orang yang membunuh harus dibunuh, kecuali bila keluarga korban memaafkannya. Dengan demikian tidak ada lagi dendam setelahnya.¨
Aku termangu mendengar perkataannya. Bagaimana dengan anda?

KEJUJURAN

Adalah dua orang pengembara, si Jangkung dan si Pendek. Suatu ketika mereka kehabisan bekal dan berinisiatif untuk memohon makanan kepada penduduk yang mereka temui. Akhirnya sampailah mereka di sebuah rumah, pemilik rumah itu ternyata penganut agama yang taat.
¨ Bagaimana kalau kita mengaku penganut agama yang taat pula agar kita diberi suguhan yang nikmat?¨ usul si Pendek. ¨ Nggak ah! Kita kan pengembara.. kita bilang saja apa adanya.¨ Si pendek tetap berkeras dengan usulnya mengaku pemeluk agama yang taat, sedang si jangkung berpegang teguh pada prinsipnya untuk tidak berbohong.
Setelah mereka diterima oleh pemilik rumah, si pendek pun mengaku bahwa ia adalah pemeluk agama yang taat, sedang si jangkung dengan jujur mengatakan bahwa ia adalah pengembara biasa. Pemilik rumah masuk dan mengambil bekal mereka, kepada si Jangkung ia berkata,¨Karena anda bukan pemeluk agama yang taat, maka anda tentu boleh makan apapun, maka ambillah bekal nasi ini lengkap sayur, buah - buahan dan lauknya yang lezat – lezat.¨ Sedang kepada si pendek ia berkata, ¨Karena anda adalah pemeluk agama yang taat, maka anda tentu berpantang makan apapun kecuali nasi..maka terimalah bekal yang hanya terdiri atas nasi saja ini.¨
Betapa menyesalnya si Pendek saat menerima bekalnya. Seandainya ia tadi jujur, tentu ia sekarang sudah membawa bekal nasi lengkap sayur, buah - buahan dan lauknya yang lezat – lezat. Demikianlah, kejujuran tentu saja membawa kemujuran..Bagaimana menurut anda?

RENUNGAN

gambar dari http://vimeylovely.wordpress.com/2009/07/05/skenario-renungan/#comment-492

Seorang temanku berkata kepadaku,¨Menjadi orang baik itu sulit ya? Apalagi di zaman sekarang.¨ ¨ Coba terangkan maksudmu!¨, kataku. ¨ Menjadi orang baik di zaman sekarang itu laksana menjadi air bersih ditengah air kotor. Laksana menjadi pagar yang lurus ditengah pagar yang bengkok.¨ ¨ Lantas apakah kita perlu menyesuaikan diri dengan keadaan.. sebab bila kita adalah air yang bersih tentu kita akan kotor pula. Bila kita pagar yang lurus, tentu kita harus dibengkokkan pula, sebab kita tidak akan terlihat indah di antara pagar – pagar yang lain,¨ renungku. ¨ Atau apakah kita bisa menjadi patokan bagi pagar lain untuk melurusskan diri atau menjadi emas yang meski berada di comberan sekalipun dia tetap berharga.¨
Temanku tidak bisa menjawab, ia juga merenung. Bagaimana menurut anda?

Sabtu, 06 Februari 2010

KISAH EMPAT PEMUDA

Tersebutlah empat orang pemuda yang sedang merantau. Pemuda pertama bertubuh tinggi besar dan kuat sekali fisiknya. Ialah yang terkuat di antara mereka. Pemuda yang kedua bertubuh tinggi kurus dan berkacamata, otaknya sangat encer. Ialah yang terpandai di antara mereka. Pemuda ketiga bertubuh gemuk pendek. Otaknya tidak seberapa pandai, tapi ia sangat baik dan mudah bergaul..dan pemuda yang terakhir adalah orang yang paling bijak dan soleh diantara teman – temannya. Ialah pemimpin mereka semua.
Suatu ketika mereka kehabisan bekal dan akhirnya tiba disebuah pelabuhan. Maka berkalah sipemimpin, ¨Pemuda pertama bagaimana kalau kau bekerja dan mencari nafkah untuk kita hari ini, pemuda kedua yang mencari esok harinya, pemuda ketiga lusanya dan aku besok lusanya.¨ Setelah sepakat dengan hal tersebut, berangkatlah pemuda pertama bekerja.
Pemuda pertama bekerja sangat giat, karena fisiknya amat kuat maka sore harinya ia berhasil mengumpulkan 1 juta rupiah. Pemuda kedua di hari kedua, karena kepandaiannya berdagang maka banyak sekali yang menjadi pelanggannya hingga sore harinya ia berhasil mengumpulkan 2 juta rupiah. Pemuda ketiga tidak sekuat pemuda pertama dan tidak sepandai pemuda kedua, namun karena ia ramah dan relasinya banyak, ia akhirnya berhasil mengumpulkan 3 juta rupiah. Sedang di hari berikutnya giliran pemuda keempat. Ia berkunjung ke balai pertemuan di pelabuhan itu dan memberi ceramah. Semua orang terpesona dengan ceramahnya dan akhirnya ia membawa pulang 4 juta rupiah.
Kemudian sipemuda keempat atau pemimpin mereka berkata,¨Teman – temanku..kita telah bekerja keras, meskipun hasil yang kita terima berbeda..tapi jika ditotal penghasilan kita adalah 10 juta rupiah..bila kita bekerja bersama – sama dan tidak sendiri – sendiri, maka sebanyak itulah penghasilan yang Insya Allah akan kita terima setiap harinya.
Jika diibaratkan keempat pemuda itu adalah Kemampuan Fisik (PQ), kemampuan Intelegensi (IQ), kemampuan emosi (EQ) dan kemampuan spiritual (SQ). Kemmpuan ini tentu saja memiliki kekuatan yang berbeda – beda tetapi bila digabungkan maka akan memiliki kekuatan yang luar biasa. Bagaimana menurut anda?