Minggu, 30 Mei 2010

KISAH WORTEL, TELUR DAN KOPI

Ambillah sebuah Wortel, sebutir Telur dan sesendok Kopi.
Masukkan mereka ke dalam air dan didihkan selama kurang lebih 15 menit kemudian keluarkan dan lihat apa yang terjadi?
Wortel yang tadinya keras berubah menjadi lembek.
Telur yang tadinya rapuh berubah menjadi keras.
Sedang Kopi menghilang..namun airnya kini berubah menjadi hitam dan baunya..hemmm..harum!

Begitulah kehidupan ini!

Air yang mendidih itu ibarat kawah Candradimuka masalah..
Ada orang yang tadinya kuat, kemudian setelah di timpa masalah menjadi lemah seperti wortel.
Ada orang yang tadinya rapuh kemudian setelah ditimpa masalah menjadi orang yang keras jiwa dan raganya..apapun dilabraknya..seperti telur.
Jangan mau jadi Wortel atau telur..
Tapi jadilah seperti kopi.
Air yang mendidih tidak merubah sifat sang kopi.
Bukan lingkungan yang mempengaruhi kopi, tapi ialah yang mempengaruhi lingkungannya.
Air berubah menjadi kehitaman dan baunya...hemmm haruuuum..
Be Proaktif jangan Reaktif!! Bagaimana menurut anda?

Rabu, 26 Mei 2010

KISAH 4 LILIN

Tersebutlah 4 buah lilin yang sedang menyala, namun sedikit demi sedikit mereka mulai habis meleleh sehingga terdengarlah percakapan mereka. Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai. Namun manusia tak mampu menjagaku maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman. Namun sayangnya manusia tidak mau mengenal aku lagi sehingga aku menjadi tidak berguna untuk menyala lagi.” Begitu selesai bicara, Lilin itupun padam.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta. Aku tidak mampu lagi untuk tetap menyala. Manusia saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia bertanya: “Apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!” Lalu ia pun mengangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya.
“Akulah HARAPAN.”
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN. Bagaimana menurut anda?