Sabtu, 03 April 2010

RACUN


GAMBAR dr.www.jerigen.com
Kisah ini terjadi di Cina pada zaman dahulu. Ada seorang wanita yang bernama Ling Moi, ia merupakan istri dari Yong Ko, seorang pria yang hidup mapan, dan mempunyai seorang ibu. Ling Moi, merupakan seorang istri yang baik. Namun ia merasakan bahwa mertuanya, ibu dari suaminya Yong Ko, sangat tidak menyukainya. Ia merasakan bahwa apapun yang ia lakukan salah di hadapan mertuanya. Ling Moi merasa bahwa mertuanya ini sangat tidak menyenangkan. Ia merasakan bahwa ia tidak dapat cocok dengan ibu mertuanya. Kepribadian mereka berbeda. Ling Moi merasa dikritik terus oleh mertuanya ini. Waktu berjalan, hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, Ling Moi merasa sudah tidak nyaman lagi dengan mertuanya ini.
Walau tidak terjadi pertengkaran mulut, namun suasana saling diam itu berlangsung antara Ling Moi dan mertuanya. Suasana ini juga membuat Yong Ko menjadi serba salah dan tidak tenang.
Akhirnya Ling Moi merasa tidak tahan lagi dengan sikap mertuanya, dan memutuskan untuk mengambil tindakan.
Ling Moi akhirnya memutuskan menemui Liu Shinse, sahabat baik ayahnya, yang punya usaha pengobatan tradisional Cina. Ia berkeluh kesah, menceritakan segala keburukan sikap mertuanya yang dirasakannya, dan berharap agar Liu Shinse mau memberikannya sebuah racun untuk mertuanya ini agar semua keributan dan ketegangan dapat hilang.
Liu Shinse diam sejenak mendengarkan semua ucapan Ling Moi, kemudian dia berkata,”Oke, saya akan membantu kamu. Saya akan memberikan sebuah racun yang ampuh buat mertuamu. Racun yang membunuh perlahan-lahan, jadi tidak mendadak, agar tidak menimbulkan kecurigaan orang-orang. Racun ini akan bekerja setahun, jadi kalau mulai dipakai, setahun kemudian orang yang memakan racun ini akan mati. Nah, kamu harus melakukan apa yang saya sarankan, kamu bersedia?”
“Ya,..saya bersedia Liu Shinse. Saya akan melakukan apapun agar ketegangan yang ada selama ini bisa hilang,”jawab Ling Moi.
“Oke. Kamu masakkan makanan yang enak-enak buat mertuamu itu, dan campurkan racun ini di setiap hari masakan kamu, jadi racun ini bekerja sedikit demi sedikit. Nah, untuk tidak menimbulkan kecurigaan orang-orang pada waktu ia meninggal, kamu harus bersikap baik dan bertindak ramah terhadap mertuamu itu. Janganlah berdebat dengannya, taati kata-katanya, perlakukan dia seperti kamu memperlakukan ayah ibumu dulu,”jelas Liu Shinse pada Ling Moi.
“Oke. saya akan lakukan apa yang Liu Shinse sarankan,”jawab Ling Moi sambil menerima racun itu. Lantas ia pun pulang ke rumah dengan berseri-seri.
Ia pun melakukan apa yang diperintahkan Liu Shinse. Ia setiap harinya memasakkan makanan-makanan enak buat mertuanya, dan bersikap baik dan ramah pada mertuanya. Ia pun menghindari perdebatan dengan mertuanya. Ia belajar mengendalikan emosinya, menghormati mertuanya, agar orang-orang tidak curiga padanya nanti.
Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu berlalu, bulan demi bulan berlalu. Ling Moi bersikap baik pada ibu mertuanya, melayani dengan baik, memasakkan makanan yang enak setiap harinya, dan tidak berdebat lagi. Ia sudah belajar mengendalikan emosinya, memperlakukan ibu mertuanya seperti ibunya sendiri.
Sepuluh bulan berlalu. Rumah yang biasanya penuh ketegangan dan keributan, menjadi damai dan tenang. Tidak pernah lagi terdengar cekcok antara Ling Moi dan mertuanya. Sekalipun ada perbedaan pendapat, Ling Moi tidak lagi berdebat dengan mertuanya, yang sekarang kelihatan jauh lebih ramah, baik, enak diajak ngobrol dan mudah ditemani. Semuanya berubah.
Sikap ibu mertua berubah jauh dirasakan Ling Moi. Mertuanya dirasakan sangat baik dan mempunyai kepribadian yang ternyata menyenangkan, sama seperti ibunya Ling Moi. Mertuanya pun terus bercerita pada teman-temannya bahwa Ling Moi adalah menantu yang baik. Hubungan mereka berjalan seperti layaknya seorang ibu dan anak.
Memasuki bulan ke-11, Ling Moi merasa gelisah. Ia merasa berdosa besar telah memberikan racun pada mertuanya yang ternyata berhati baik dan mempunyai kepribadian menyenangkan pada dirinya. Ia bergegas menemui Liu Shinse untuk minta pertolongan.
“Liu Shinse…tolonglah saya. Saya merasa berdosa sekali terhadap ibu mertua saya. Saya telah memberikan racun yang dulu saya minta, selama 11 bulan berjalan ini. Ibu mertua saya ini baik sekali dan menghargai semua pendapat-pendapatku. Saya mohon agar Liu Shinse dapat memberikan penawar buat racun yang sudah saya berikan ini.. Saya mohon… Saya tidak ingin ibu mertua saya meninggal… Saya mohon..tolong berikan penawarnya…” Pinta Ling Moi pada Liu Shinse.
Liu Shinse hanya tersenyum, “Ling Moi, kamu tidak usah khawatir. Saya tidak pernah memberimu racun agar kamu berikan pada ibu mertuamu. Yang saya berikan dulu dan kamu campurkan ke dalam masakanmu itu adalah vitamin. Satu-satunya racun yang pernah ada adalah di dalam pikiran dan sikapmu terhadapnya. Tapi semuanya sekarang sudah lenyap berkat kasih sayang yang engkau berikan pada ibu mertuamu..
Benarlah kata sebuah ayat di dalam Al Qur-an, bahwa terkdang kita tidak menyukai sesuatu namun sesuatu itu baik bagi kita dan terkadang kita membenci sesuatu padahal itu baik bagi kita.Bagaimana menurut anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar