Sebuah kisah nyata terjadi di Amerika, di mana saat itu dua orang cewek yang sedang jalan di sebuah jalan yang sepi diperkosa oleh sekelompok pemuda berandalan. Dua orang cewek ini satu sekolah dan mereka bersahabat. Suatu ketika, sepulang mereka nonton film, mereka melewati jalan pintas agar segera tiba di asrama putri karena malam sudah agak larut.
Tidak disangka di jalan pintas itu mereka dicegat oleh sekelompok pemuda dan terjadilah peristiwa tersebut sehingga mereka ditemukan dalam keadaan tanpa busana dan pingsan keesokan harinya hingga mereka harus mendapat perawatan.
Setelah beberapa hari perawatan, kondisi fisik mereka mulai membaik, namun tidak bagi keadaan emosional salah satu diantara mereka. Dia merasa sangat malu dan terpukul akibat kejadian tersebut. Semakin hari yang dirasakannya ialah dirinya semakin lama semakin kotor dan hampa, hingga akhirnya ia bunuh diri. Tubuhnya ditemukan mati tergantung di kamar perawatannya keesokan harinya.
Sementara yang seorang lagi juga merasa sedih dengan kejadian perkosaan dan hilangnya sahabatnya. Namun di dalam dirinya timbul suatu pemikiran bahwa apa yang dialaminya merupakan suatu pelajaran bagi dirinya dan bagi teman - teman wanitanya agar lebih berhati - hati. Tidak lagi pulang larut malam dan mencari jalan pintas. Gadis itu pun berlatih beladiri dengan penuh semangat dan akhirnya ia menjadi atlit beladiri Amerika yang amat disegani sekaligus menjadi aktris film laga yang terkenal.
Kisah di atas mengajarkan banyak hal, salah satunya ialah DALAM MENGHADAPI MASALAH SEBAGIAN ORANG TUMBUH SAYAP SEDANG SEBAGIAN LAGI MENCARI TONGKAT PENYANGGA. Bagaimana menurut anda?
Minggu, 06 Desember 2009
Sabtu, 05 Desember 2009
KACANG GORENG
gambar dari www.selbyfood.blogspot.com/2009/03/tukang-kacang-...
Laris manis selalu identik dengan kacang goreng.. namun menurutku tidak seperti itu. Begitu banyak penjual kacang di kotaku dan penghasilan mereka jauh dari cukup karena jualan mereka tidak seberapa laris. Bahkan jauh lebih laris penjual martabak apalagi penjual gorengan.
Aku mengenal Kakek penjual kacang goreng yang biasa berjualan di sekiter kompleks rumahku. Tubuh renta Kakek menyusuri jalan semenjak magrib hingga jam sepuluh malam dengan sepeda ontel tuanya. Suara yang serak menyerukan ' Kacang Goreeeeng'. Seringkali meski hari sedang hujan si Kakek tetap eksis menjual kacangnya.
Kakek begitu bersyukur dengan beberapa pun rupiah yang menjadi rezkinya. Padahal kalau dihitung - hitung dengan kesombongan zaman sekarang ini, dimana orang sudah jarang melirik kacang goreng yang dijual dengan sepeda bututnya, penghasilannya tentu jauh dari cukup. Kerasnya zaman bisa membuat si kakek bisa jatuh sakit kapanpun..dan belum tentu ada biaya untuk pengobatannya!
Kadang - kadang dibanding diriku, Aku sering tidak bersyukur dengan uang ratusan ribu yang biasa kudapat sebagai bonus pekerjaanku diluar gajiku. Bahkan jangankan itu, ada juga orang tidak puas dengan bonus puluhan juta yang diterima.
Kesyukuran yang ada di hati memang tidak pernah mengenal nominal. Ia bahkan tidak harus hadir ditengah orang yang setiap harinya kebanjiran duit, bermandi kemilaunya harta dan gemerlapnya kehidupan. Tapi Ia hadir di hati yang tulus dan bersih. Hati yang terjaga dari iri, dengki dan serakahnya dunia. Meski hati itu ada di dalam tubuh kakek tua miskin sakit - sakitan penjual kacang goreng.
Laris manis selalu identik dengan kacang goreng.. namun menurutku tidak seperti itu. Begitu banyak penjual kacang di kotaku dan penghasilan mereka jauh dari cukup karena jualan mereka tidak seberapa laris. Bahkan jauh lebih laris penjual martabak apalagi penjual gorengan.
Aku mengenal Kakek penjual kacang goreng yang biasa berjualan di sekiter kompleks rumahku. Tubuh renta Kakek menyusuri jalan semenjak magrib hingga jam sepuluh malam dengan sepeda ontel tuanya. Suara yang serak menyerukan ' Kacang Goreeeeng'. Seringkali meski hari sedang hujan si Kakek tetap eksis menjual kacangnya.
Kakek begitu bersyukur dengan beberapa pun rupiah yang menjadi rezkinya. Padahal kalau dihitung - hitung dengan kesombongan zaman sekarang ini, dimana orang sudah jarang melirik kacang goreng yang dijual dengan sepeda bututnya, penghasilannya tentu jauh dari cukup. Kerasnya zaman bisa membuat si kakek bisa jatuh sakit kapanpun..dan belum tentu ada biaya untuk pengobatannya!
Kadang - kadang dibanding diriku, Aku sering tidak bersyukur dengan uang ratusan ribu yang biasa kudapat sebagai bonus pekerjaanku diluar gajiku. Bahkan jangankan itu, ada juga orang tidak puas dengan bonus puluhan juta yang diterima.
Kesyukuran yang ada di hati memang tidak pernah mengenal nominal. Ia bahkan tidak harus hadir ditengah orang yang setiap harinya kebanjiran duit, bermandi kemilaunya harta dan gemerlapnya kehidupan. Tapi Ia hadir di hati yang tulus dan bersih. Hati yang terjaga dari iri, dengki dan serakahnya dunia. Meski hati itu ada di dalam tubuh kakek tua miskin sakit - sakitan penjual kacang goreng.
Langganan:
Postingan (Atom)