Minggu, 27 Juni 2010

BENJAMIN DISRAELI


Benjamin Disraeli, 1st Earl of Beaconsfield (lahir di London, 21 Desember 1804 – meninggal di London, 19 April 1881 pada umur 76 tahun) ialah seorang politikus dan penulis Yahudi Inggris yang memeluk Anglikan. Ia memperbaharui perkembangan Partai Konservatif dengan pandangan-pandangan politik dan pendudukannya. Ia menjadi perdana menteri dalam 2 kali masa jabatan pada 1868 dan 1874-1880. Pada masanya, Inggris membeli saham Mesir di Terusan Suez.
Walaupun Disraeli merupakan tokoh utama dalam sayap fahaman perlindungan Parti Konservatif selepas tahun 1844, hubungannya dengan tokoh-tokoh partinya yang lain, khususnya Lord Derby, ketua utama, seringnya sangat tegang. Tidaklah sehingga dekad 1860-an bahawa Derby dan Disraeli menjadi lebih mesra dan dengan itu, pewarisan oleh Disraeli terjamin. Sejak tahun 1852, kejayaan Disraeli juga ditandai oleh persaingannya yang hebat dengan William Gladstone. Gladstone kemudian menjadi ketua Parti Liberal. Dalam persaingan itu, Disraeli dibantu oleh persahabatannya yang mesra dengan Ratu Victoria yang kemudian sangat benci akan Gladstone semasa penggal pertama Gladstone sebagai perdana menteri pada dekad 1870-an. Pada tahun 1876, Disraeli dinaikkan ke taraf bangsawan sebagai Earl Beaconsfield selepas empat dekad dalam Dewan Rakyat.
Kedua orang ini memiliki perbedaan yang sangat jelas karena sering kali dalam berpolitik, mereka berseberangan. Suatu ketika, ada seorang wanita diundang untuk jamuan makan dengan kedua orang terpandang ini. Setelah itu, si wanita ini dimintai pendapatnya.
Saat jamuan makan dengan William Gladstone selesai, sang wanita tersebut mengatakan, "Wah, setelah ngobrol dengan William Gladstone. Saya merasa ia adalah orang yang terpandai di Inggris."
Namun, menariknya, setelah jamuan makan malam dengan Benjamin Disraeli selesai, sang wanita itu berkata dengan bangga dan puas, "Setelah ngobrol dengan Mr. Disraeli, saya merasa sayalah orang yang terpandai di Inggris."
Nah, pembaca, setelah mendengarkan kisah ini, tipe orang seperti manakah yang Anda akan senang ajak bicara? Manakah yang akan bisa mempertahankan hubungan yang lebih langgeng dan jangka panjang? Anda pasti bisa menebaknya! Bagaimana Menurut anda?

BELAJAR

Ingatlah ketika Kita masih kecil, dan mencoba belajar berjalan. Pertama Kita harus belajar untuk berdiri: sebuah proses yang melibatkan seluruh tubuh, jatuh lalu kembali berdiri. Kita kadang tertawa serta tersenyum, tapi dilain waktu kita menangis dan meringis karena sakit. Entah, seperti ada tekad dan keyakinan dalam diri Kita bahwa Kita akan berhasil, apa pun dan bagaimanapun. Kita punya motivasi dalam diri.
Setelah banyak berlatih akhirnya Kita mengerti bagaimana keseimbangan diri Kita, sebuah persyaratan untuk kejenjang berikutnya. Kita menikmatinya dan seolah-olah punya kekuatan baru, punya motivasi baru. Kita akan berdiri dimana Kita suka. Itu adalah waktu yang menggembirakan – Kita melakukannya! Kita dapat mengontrol diri Kita. Kita tersenyum dan tertawa lucu, puas akan keberhasilan Kita.
Sekarang – langkah berikutnya – berjalan. Kita melihat orang lain melakukannya – ini keliatannya tidak terlalu sulit – hanya memindahkan kaki Kita saat Kita berdiri, kan?
Salah – ternyata lebih kompleks daripada yang Kita bayangkan. Kita berurusan dengan rasa frustasi. Tapi Kita terus mencoba, mencoba lagi dan mencoba lagi dan lagi sampai Kita tahu bagaimana berjalan. Kita selalu ingin kedua tangan kita diberi pegangan saat berjalan.
Jika orang melihat Kita berjalan, mereka akan bertepuk tangan, mereka tertawa, mereka akan memberi semangat, “Ya Tuhan, lihatlah apa yang dia lakukan”. “Oh anakku sudah bisa berdiri”. “pkitainya anakku, pintarnya anakku” dan lain-lain. Dorongan ini memicu Kita; dorongan itu menambah rasa percaya diri Kita. Dorongan itu memotivasi Kita
Namun meski begitu, Kitapun mencoba berjalan saat tak ada yang melihat Kita, saat tak ada yang bersorak-sorai? Setiap peluang ada, Kita berlatih untuk berjalan. Kita tidak bisa menunggu seseorang untuk memotivasi Kita untuk mengambil langkah-langkah berikutnya. Kita belajar bagaimana untuk memotivasi diri sendiri.
Jika kita bisa mengingat hal ini tentang diri kita di hari ini.
Ingat bahwa kita bisa melakukan apapun yang kita pikiran. Kita mampu mengatur jika kita mau dan bersedia melewati proses, seperti ketika kita belajar berdiri, seperti ketika kita belajar berjalan. Kita tidak perlu menunggu orang lain untuk memotivasi kita, kita perlu memotivasi diri kita sendiri.
Jika Kita sudah lupa bagaimana melakukan hal ini, atau merasa seperti beku, kaku dan gamang. Maka Kita membutuhkan motivasi, ambillah kembali perjalanan singkat dalam hidup Kita yang telah lewat – Lihatlah prestasi Kita, tidak peduli prestasi besar atau prestasi kecil – atau saat-saat dimana Kita bertemu dengan tantangan dan menemukan cara untuk berhasil. Ulanglah keberhasilan itu saat ini, saat kita menghadapi permasalahan yang sedang kita hadapi.
Lihatlah buah hati kita. Mereka juga tidak pernah menyerah. Dan mereka yakin serta percaya terhadap kita, bahwa kita mampu dan bisa. Mereka percaya di dalam semua kehidupan Kita! Sekarang Kita harus percaya pada diri Kita! Yakinkan pada hati Kita Bahwa Kita pasti bisa. Bagaimana menurut anda?

KISAH KATAK


Tersebutlah seekor anak katak yang gundah saat melihat langit tiba-tiba mendung gelap. “Bu, apa kita akan binasa. Kenapa langit tiba-tiba gelap?” ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya. Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut. “Anakku,” ucap sang induk kemudian. “Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik.” jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.
Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si katak kecil. “Ibu, itu apa lagi? Apa itu yang kita tunggu-tunggu?” tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya. “Anakku. Itu cuma angin,” ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. “Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!” tambahnya begitu menenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang kadang tampak menakutkan.
“Blarrr!!!” suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putih itu semakin menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa berkata apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya, tetapii juga gemetar. “Buuu, aku sangat takut. Takut sekali!” ucapnya sambil terus memejamkan mata.
“Sabar, anakku!” ucapnya sambil terus membelai. “Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang,” ungkap sang induk katak begitu tenang.
Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang, “Ibu, hujan datang. Hujan datang! Horeeee!”
Anugerah Tuhan terkadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak pula disegarkan dengan wewangian harum. Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan. Persis seperti anak katak yang takut hanya karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan.
Benar apa yang diucapkan induk katak: jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang dijanjikan tersebut, pasti akan datang. Percayalah, setelah awan gelap ini, setelah hembusan angin yang ini, setelah sambaran petir yang ini, hujan itu akan turun. Bagaimana menurut anda?

Sabtu, 12 Juni 2010

KAMPUNG

Seorang bijak sedang bermain catur dengan kawannya.. tiba - tiba datanglah seorang pemuda yang menunggang kuda. Tanpa turun dari kuda pemuda itu bertanya," Wahai pak Tua, bagaimana Perihal orang - orang yang di kampung seberang itu?..soalnya saya berencana pindah ke sana besok."
Orang bijak itu bukannyannya menjawab, malah balik bertanya,"Bagaimana Perihal orang - orang yang di kampung tempat kamu tinggal sebelumnya?". Pemuda itu menjawab," Mereka semua orang yang culas dan sombong.. perangai mereka buruk." Sang bijak menjawab," Orang - orang di kampung seberang itu pun begitu perangainya.". Mendengar jawaban itu, tanpa mengucapkan terima kasih si pemuda itupun pergi dengan meninggalkan debu yang mengepul tebal di belakangnya.
Sejam kemudian datanglah pemuda yang lain, namun berbeda dengan orang sebelumnya, pemuda kali ini turun dari kudanya dan dengan tersenum sopan ia bertanya, " Maafkan bila kehadiran saya mengganggu keasyikan bapak - bapak.. Saya cuma ingin bertanya bagaimana Perihal orang - orang yang di kampung seberang itu?..soalnya saya berencana pindah ke sana besok". Seperti sebelumnya, Orang bijak itu malah balik bertanya,"Bagaimana Perihal orang - orang yang di kampung tempat kamu tinggal sebelumnya?". Pemuda itu menjawab," Mereka orang - orang yang baik budi pekertiya, senang menolong dan saling menghargai..Saya sangat senang tinggal di sana.. hanya sayangnya.. tugas dari pemerintahlah yang membuat saya harus pindah ke kampung seberang.
" Orang - orang di kampung seberang itu pun begitu perangainya..mereka sangat santun dan saling menghargai..". Si pemuda tersenyum mendengar jawaban itu dan setelah mengucapkan terima kasih ia pun menuntun kudanya dan kemudian menaikinya di tempat yang agak jauh agar tidak meninggalkan kepulan debu.
Mendengar jawaban yang berbeda tentang orang - orang di kampung seberang.. maka teman si orang bijak pun bertanya,"Mengapa jawaban yang engkau berikan tidak sama antara pemuda yang pertama dan yang kedua?, Apakah karena yang pertama sikapnya kurang patut?". "Bukan karena itu," jawab si orang Bijak,"Penilaian orang atas diri kita tergantung bagaimana penilaian kita terhadap diri sendiri..Bila kita menilai diri kita sendiri buruk seperti yang tergambar dari keterangan pemuda yang mengatakan bahwa di kampung sebelumbya buruk..maka begitulah yang akan kita hadapi di kampung sberang..sedang sebaliknya bila penilaian diri kita sendiri positif..maka di kampung seberang pun penilaian mereka pada diri kita akan posistif sehingga kita nyaman berada di tempat tersebut." Teman si orang bijak hanya manggut - manggut.
Memang di dunia ini tidak ada orang yang jahat dan orang yang baik.. jahat dan baiknya orang pada diri kita tergantung dari pembawaan diri kita terhapnya.. Bagaimana menurut anda?

Minggu, 06 Juni 2010

SUNGGUH - SUNGGUH

Seorang pemuda cuek mendatangi Sokrates dan berkata, " Wahai Sokrates yang maha bijak..Aku ingin berguru padamu." "Apakah aku sungguh-sungguh anak muda?", Tanya Sokrates. " Tentu sja Aku bersungguh -sungguh", jawab pemuda cuek tadi.
Maka Sokrates pun membawa anak muda itu dan menenggelamkannya ke dalam sungai selama tiga puluh detik, kemudian menganggkat kepala pemuda itu dan bertanya, " Wahai pemuda apa yang kau inginkan?" Pemuda itu menjawab,"Aku sungguh-sungguh ingin berguru padamu." Kemudian Sokrates menenggelamkan pemuda itu lagi, kali ini selama semenit dan kemudian mengangkatnya, dan bertanya," Wahai pemuda apa yang kau inginkan?" Pemuda itu menjawab sambil gelagapan," Udara.. Aku ingin udara!". Sokrates berkata," Jika kau menginginkan ilmu penngetahuan seperti menginginkan udara..maka datanglah kembali padaku untuk berguru."
Untuk mencapai tujuan di dunia ini maka Segala sesuatunya harus dilakukan dengan sungguh - sungguh. Bagaimana menurut anda?

Minggu, 30 Mei 2010

KISAH WORTEL, TELUR DAN KOPI

Ambillah sebuah Wortel, sebutir Telur dan sesendok Kopi.
Masukkan mereka ke dalam air dan didihkan selama kurang lebih 15 menit kemudian keluarkan dan lihat apa yang terjadi?
Wortel yang tadinya keras berubah menjadi lembek.
Telur yang tadinya rapuh berubah menjadi keras.
Sedang Kopi menghilang..namun airnya kini berubah menjadi hitam dan baunya..hemmm..harum!

Begitulah kehidupan ini!

Air yang mendidih itu ibarat kawah Candradimuka masalah..
Ada orang yang tadinya kuat, kemudian setelah di timpa masalah menjadi lemah seperti wortel.
Ada orang yang tadinya rapuh kemudian setelah ditimpa masalah menjadi orang yang keras jiwa dan raganya..apapun dilabraknya..seperti telur.
Jangan mau jadi Wortel atau telur..
Tapi jadilah seperti kopi.
Air yang mendidih tidak merubah sifat sang kopi.
Bukan lingkungan yang mempengaruhi kopi, tapi ialah yang mempengaruhi lingkungannya.
Air berubah menjadi kehitaman dan baunya...hemmm haruuuum..
Be Proaktif jangan Reaktif!! Bagaimana menurut anda?

Rabu, 26 Mei 2010

KISAH 4 LILIN

Tersebutlah 4 buah lilin yang sedang menyala, namun sedikit demi sedikit mereka mulai habis meleleh sehingga terdengarlah percakapan mereka. Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai. Namun manusia tak mampu menjagaku maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman. Namun sayangnya manusia tidak mau mengenal aku lagi sehingga aku menjadi tidak berguna untuk menyala lagi.” Begitu selesai bicara, Lilin itupun padam.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta. Aku tidak mampu lagi untuk tetap menyala. Manusia saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia bertanya: “Apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!” Lalu ia pun mengangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya.
“Akulah HARAPAN.”
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN. Bagaimana menurut anda?

Sabtu, 10 April 2010

JAM TANGAN


Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?" "Ha?," kata jam terperanjat, "Mana saya sanggup, sebelum itu terjadi tentu saya sudah rusak binasa?"
"Bagaimana kalau 86,400 kali saja dalam sehari?" "Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.
"Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?" "Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap saja sang jam ragu dengan kemampuan dirinya.
Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada sang jam. "Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?" "Naaaah..kalau begitu saja tentu aku sanggup!" kata jam dengan penuh antusias.
Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlaludan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu
tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali!
Sering kita ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Jangan berkata "tidak" sebelum Anda pernah mencobanya. Bagaimana menurut anda?

KONFLIK INTERNAL

Ketika sedang jalan - jalan pagi, Aku merenungkan apa yang terjadi pada bangsa ini, di mana konflik terjadi di mana - mana. Korupsi, pencemaran nama baik, demonstrasi dan kerusuhan solah tidak henti - hentinya menggoyang keutuhan bangsa ini.
Kemerdekaan bangsa kita memang sudah lama terjadi. Perlu puluhan bahkan ratusan tahun bagi sebuah bangsa untuk menaklukkan sebuah bangsa, namun cukup kurang dari sepuluh tahun bagi sebuah bangsa untuk menghancurkan dirinya sendiri.
Konflik eksternal bisa membuat sebuah bangsa menjadi semakin kuat dan bersatu namun banyak bangsa tidak bisa bertahan oleh konflik internalnya. Karena itu diperlukan berbagai upaya untuk menyelesaikan konflik - konflik internal di dalam bangsa kita sehingga tidak dipandang enteng oleh bangsa lain. Bagaimana menurut anda?

KUE


Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu,ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara, lalu menemukan tempat untuk duduk.
Sambil duduk wanita tersebut membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya tersebut ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang berada diantara mereka berdua.
Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan.
Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si Pencuri Kue yang pemberani menghabiskan persediaannya.
Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu. Wanita itupun sempat berpikir: ("Kalau aku bukan orang baik sudah kutonjok dia!"). Setiap ia mengambil satu kue, si lelaki juga mengambil satu.
Ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu. Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua. Si lelaki menawarkan separo miliknya sementara ia makan yang separonya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir ("Ya ampun orang ini berani sekali"), dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterima kasih. Belum pernah rasanya ia begitu kesal.
Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan, dan ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh pada si "Pencuri tak tahu terima kasih!".
Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan napas dengan kaget.
Disitu ada kantong kuenya, di depan matanya. Koq milikku ada di sini erangnya dengan patah hati. Jadi kue tadi adalah miliknya dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih.
Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima kasih dan dialah pencuri kue itu. Dalam hidup ini kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya.
Orang lainlah yang selalu salah, orang lainlah yang patut disingkirkan, orang lainlah yang tak tahu diri, orang lainlah yang berdosa, orang lainlah yang selalu bikin masalah, orang lainlah yang pantas diberi pelajaran.
Padahal kita sendiri yang mencuri kue tadi, padahal kita sendiri yang
tidak tahu terima kasih.Kita sering mempengaruhi, mengomentari,mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya. Bagaimana menurut anda?

UANG 50000


Pada suatu ketika, di sebuah taman kecil terdapat beberapa anak yang sedang asyik bermain. Tiba – tiba datanglah seorang Kakek yang lalu menghampiri mereka, dan berkata, “Siapa diantara kalian yang mau uang Rp. 50.000!!” Semua anak itu terhenti bermain dan serempak mengacungkan tangan sambil memasang muka manis penuh senyum dan harap. Kakek lalu berkata, “Kakek akan memberikan uang ini, setelah kalian semua melihat ini dulu.”
Kakek tersebut lalu meremas-remas uang itu hingga lusuh. Di remasnya terus hingga beberapa saat. Ia lalu kembali bertanya “Siapa yang masih mau dengan uang ini lusuh ini?” Anak-anak itu tetap bersemangat mengacungkan tangan.
“Tapi,, kalau kakek injak bagaimana? “. Lalu, kakek itu menjatuhkan uang itu ke tanah dan menginjaknya dengan sepatu. Di pijak dan di tekannya dengan keras uang itu hingga kotor. Beberapa saat, Ia lalu mengambil kembali uang itu. Dan kakek kembali bertanya: “Siapa yang masih mau uang ini?”
Tetap saja. Anak-anak itu mengacungkan jari mereka. Bahkan hingga mengundang perhatian setiap orang. Kini hampir semua yang ada di taman itu mengacungkan tangan. Kita dapat belajar sesuatu yang sangat berharga dari cerita di atas yaitu apapun yang dilakukan oleh si Kakek, semua anak akan tetap menginginkan uang itu, Kenapa? karena tindakan kakek itu tak akan mengurangi nilai dari uang yang di hadiahkan. Uang itu tetap berharga Rp. 50.000.
Seringkali, dalam hidup ini, kita merasa lusuh, kotor, tertekan, tidak berarti, terinjak, tak kuasa atas apa yang terjadi pada sekeliling kita, atas segala keputusan yang telah kita ambil, kita merasa rapuh. Kita juga kerap mengeluh atas semua ujian yang di berikan-Nya. Kita seringkali merasa tak berguna, tak berharga di mata orang lain. Kita merasa di sepelekan, di acuhkan dan tak dipedulikan oleh keluarga, teman, bahkan oleh lingkungan kita.
Namun, percayalah, apapun yang terjadi, atau ‘Yang kita piker bakal terjadi’, kita tak akan pernah kehilangan nilai kita di mata Allah. Bagi-Nya, lusuh, kotor, tertekan, ternoda, selalu ada saat untuk ampunan dan maaf. Kita tetap tak ternilai di mata Allah.
Nilai dari diri kita, tidak timbul dari apa yang kita sandang, atau dari apa yang kita dapat. Nilai diri kita, akan dinilai dari akhlak dan perangai kita. Tingkah laku kita. seberapapun kita diinjak oleh ketidak adilan, kita akan tetap diperebutkan, kalau kita tetap konsisten menjaga sikap kita.
Sahabat, akhlak ialah bunga kehidupan kita. Merupakan seberapa bernilainya manusia. Dengan akhlak, rasa sayang dan senang akan selalu mengikuti kita, dan merupakan modal hidup.
Orang yang tidak mempunyai akhlak, meskipun ia berharta, tidak ada nilainya. Meskipun dia cantik, tapi jika sikapnya buruk dan tiada berakhlak, maka kecantikannya tiada berguna baginya. Begitu pula dengan orang yang berpangkat tinggi, tanpa akhlak, dia menjadi orang yang dibenci. Bagaimana menurut anda?

BIBIT


Di sebuah ladang yang subur, terdapat 2 buah bibit tanaman yang terhampar. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku sangat dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, serta kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.”
Dan bibit yang pertama inipun tumbuh, makin menjulang.
Bibit yang kedua bergumam. “Aku takut…Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Jika kuteroboskan tunasku keatas, Bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan terkoyak oleh siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Sepertinya akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.”
Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.
Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan memakannya segera.
Seringkali di dalam hidup ini kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihlah dengan bijak.Tiap pilihan selalu ada resiko yang mengiringinya. Namun jangan sampai ketakutan, keraguan dan kebimbangan, menghentikan langkah kita. Bagaimana menurut anda?

Sabtu, 03 April 2010

RACUN


GAMBAR dr.www.jerigen.com
Kisah ini terjadi di Cina pada zaman dahulu. Ada seorang wanita yang bernama Ling Moi, ia merupakan istri dari Yong Ko, seorang pria yang hidup mapan, dan mempunyai seorang ibu. Ling Moi, merupakan seorang istri yang baik. Namun ia merasakan bahwa mertuanya, ibu dari suaminya Yong Ko, sangat tidak menyukainya. Ia merasakan bahwa apapun yang ia lakukan salah di hadapan mertuanya. Ling Moi merasa bahwa mertuanya ini sangat tidak menyenangkan. Ia merasakan bahwa ia tidak dapat cocok dengan ibu mertuanya. Kepribadian mereka berbeda. Ling Moi merasa dikritik terus oleh mertuanya ini. Waktu berjalan, hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, Ling Moi merasa sudah tidak nyaman lagi dengan mertuanya ini.
Walau tidak terjadi pertengkaran mulut, namun suasana saling diam itu berlangsung antara Ling Moi dan mertuanya. Suasana ini juga membuat Yong Ko menjadi serba salah dan tidak tenang.
Akhirnya Ling Moi merasa tidak tahan lagi dengan sikap mertuanya, dan memutuskan untuk mengambil tindakan.
Ling Moi akhirnya memutuskan menemui Liu Shinse, sahabat baik ayahnya, yang punya usaha pengobatan tradisional Cina. Ia berkeluh kesah, menceritakan segala keburukan sikap mertuanya yang dirasakannya, dan berharap agar Liu Shinse mau memberikannya sebuah racun untuk mertuanya ini agar semua keributan dan ketegangan dapat hilang.
Liu Shinse diam sejenak mendengarkan semua ucapan Ling Moi, kemudian dia berkata,”Oke, saya akan membantu kamu. Saya akan memberikan sebuah racun yang ampuh buat mertuamu. Racun yang membunuh perlahan-lahan, jadi tidak mendadak, agar tidak menimbulkan kecurigaan orang-orang. Racun ini akan bekerja setahun, jadi kalau mulai dipakai, setahun kemudian orang yang memakan racun ini akan mati. Nah, kamu harus melakukan apa yang saya sarankan, kamu bersedia?”
“Ya,..saya bersedia Liu Shinse. Saya akan melakukan apapun agar ketegangan yang ada selama ini bisa hilang,”jawab Ling Moi.
“Oke. Kamu masakkan makanan yang enak-enak buat mertuamu itu, dan campurkan racun ini di setiap hari masakan kamu, jadi racun ini bekerja sedikit demi sedikit. Nah, untuk tidak menimbulkan kecurigaan orang-orang pada waktu ia meninggal, kamu harus bersikap baik dan bertindak ramah terhadap mertuamu itu. Janganlah berdebat dengannya, taati kata-katanya, perlakukan dia seperti kamu memperlakukan ayah ibumu dulu,”jelas Liu Shinse pada Ling Moi.
“Oke. saya akan lakukan apa yang Liu Shinse sarankan,”jawab Ling Moi sambil menerima racun itu. Lantas ia pun pulang ke rumah dengan berseri-seri.
Ia pun melakukan apa yang diperintahkan Liu Shinse. Ia setiap harinya memasakkan makanan-makanan enak buat mertuanya, dan bersikap baik dan ramah pada mertuanya. Ia pun menghindari perdebatan dengan mertuanya. Ia belajar mengendalikan emosinya, menghormati mertuanya, agar orang-orang tidak curiga padanya nanti.
Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu berlalu, bulan demi bulan berlalu. Ling Moi bersikap baik pada ibu mertuanya, melayani dengan baik, memasakkan makanan yang enak setiap harinya, dan tidak berdebat lagi. Ia sudah belajar mengendalikan emosinya, memperlakukan ibu mertuanya seperti ibunya sendiri.
Sepuluh bulan berlalu. Rumah yang biasanya penuh ketegangan dan keributan, menjadi damai dan tenang. Tidak pernah lagi terdengar cekcok antara Ling Moi dan mertuanya. Sekalipun ada perbedaan pendapat, Ling Moi tidak lagi berdebat dengan mertuanya, yang sekarang kelihatan jauh lebih ramah, baik, enak diajak ngobrol dan mudah ditemani. Semuanya berubah.
Sikap ibu mertua berubah jauh dirasakan Ling Moi. Mertuanya dirasakan sangat baik dan mempunyai kepribadian yang ternyata menyenangkan, sama seperti ibunya Ling Moi. Mertuanya pun terus bercerita pada teman-temannya bahwa Ling Moi adalah menantu yang baik. Hubungan mereka berjalan seperti layaknya seorang ibu dan anak.
Memasuki bulan ke-11, Ling Moi merasa gelisah. Ia merasa berdosa besar telah memberikan racun pada mertuanya yang ternyata berhati baik dan mempunyai kepribadian menyenangkan pada dirinya. Ia bergegas menemui Liu Shinse untuk minta pertolongan.
“Liu Shinse…tolonglah saya. Saya merasa berdosa sekali terhadap ibu mertua saya. Saya telah memberikan racun yang dulu saya minta, selama 11 bulan berjalan ini. Ibu mertua saya ini baik sekali dan menghargai semua pendapat-pendapatku. Saya mohon agar Liu Shinse dapat memberikan penawar buat racun yang sudah saya berikan ini.. Saya mohon… Saya tidak ingin ibu mertua saya meninggal… Saya mohon..tolong berikan penawarnya…” Pinta Ling Moi pada Liu Shinse.
Liu Shinse hanya tersenyum, “Ling Moi, kamu tidak usah khawatir. Saya tidak pernah memberimu racun agar kamu berikan pada ibu mertuamu. Yang saya berikan dulu dan kamu campurkan ke dalam masakanmu itu adalah vitamin. Satu-satunya racun yang pernah ada adalah di dalam pikiran dan sikapmu terhadapnya. Tapi semuanya sekarang sudah lenyap berkat kasih sayang yang engkau berikan pada ibu mertuamu..
Benarlah kata sebuah ayat di dalam Al Qur-an, bahwa terkdang kita tidak menyukai sesuatu namun sesuatu itu baik bagi kita dan terkadang kita membenci sesuatu padahal itu baik bagi kita.Bagaimana menurut anda?

TIDUR

Menurut para ahli rata - rata orang menggunakan sepertiga dari umurnya untuk tidur. Jadi kalau seseorang berumur enam puluh tahun maka ia akan menggunakan dua puluh tahun untuk tidur sedang bila ia hanya berumur tiga puluh tahun maka tentulah ia sudah menggunakan sepuluh tahun untuk tidur.
Tidur adalah anugrah kenikmatan yang nyata yang diberikan Tuhan kepada hambanya. Dengan tidur kita laksana bayi yang kembali ke hangatnya perlindungan rahim itu..dan memamng kita membutuhkan itu, setua berapapun umur kita.
Saat kita tidur, setiap sel ditubuhnya kita menjadi rileks dan beristirahat, kecuali beberapa yang tetap menjalankan tugasnya memutar roda kehidupan kita seperti jantung, paru - paru dan otak kita.
Di dalam tidur, alam bawah sadar kita tetap bekerja, mengekspresikan harapan ataupun ketakutan kita dalam bentuk mimpi. Namun kadang juga tidak mengekspresikan apa - apa sehingga kita tidak mampu mengingat mimpi kita semalam. Bila kita kebanyakan bermimpi maka tubuh kita terbangun keesokan harinya dalam keadaan sangat lelah.
Tidur yang terbaik adalah tidur tanpa bermimpi sebab dengan demikian tubuh kita menjadi rileks sempurna. Tidur tanpa mimpi ini menyembuhkan pula kita dari segala penat derita baik dari jiwa maupun raga kita.
Jika merenungkan betapa besarnya karunia Tuhan dalam tidur, maka sungguh amat tidak patutlah bila kita tidak mau bersyukur kepada-Nya. Bagaimana menurut anda?

SELIR

Dahulu kala di Cina tersebutlah seseorang yang dikenal sangat piawai dalam ilmu perang yaitu Sun Tsu. Sun Tsu hidup di masa Cina dalam kondisi kemelut perang yang tiada henti. Namun berkat kehebatannya sebagai panglima perang raja, akhirnya negeri besar tersebut berhasil dipersatukan.
Namun sang Kaisar tetap tidak puas. Ia merasa bahwa keselamatannya masih tetap terancam dan ingin agar orang – orang terdekatnya yaitu selir – selirnya dilatih ilmu perang sehingga bisa melindungi sang kaisar. Para selir tertawa cekikian mendengar berita tersebut, namun mereka takut menolaknya.
Singkat cerita selir – selir kaisar tersebut dilatih oleh seorang perwira yang merupakan anak buah Sun Tsu yang cukup piawai. Namun setelah enam bulan ternyata tidak ada kemajuan apapun dari selir – selir tersebut. Mereka terkesan main – main selama latihan sehingga sang perwira sangat kesulitan dan tidak berdaya melatih karena mereka adalah selir – selir kaisar.
Karena si perwira tidak mampu, maka atas kesepakatan kaisar dengan para menterinya maka pelatihan selir – selir kaisar diserahkan langsung kepada Sun Tsu. Sun Tsu bersedia asal ia diberi kewenangan penuh lengkap dengan stempel mandat, gaji dan target pencapaian.
Awalnya Sun Tsu pun kesulitan mengatur selir – selir kaisar. Akhirnya setelah diamati ternyata ada seorang yang menjadi biang kerok di antara selir – selir tersebut. Ia adalah selir kaisar yang tercantik dan terpandai sehingga kaisar amat sangat menyayanginya.
Mengingat kewenangan penuh yang dimilikinya, Sun Tsu pun menghunus pedangnya dan memenggal kepala si selir cantik. Sang kaisar terbelalak, namun tidak bisa berbuat apa – apa karena ia telah memberi Sun Tsu kewenangan penuh.
Dengan penuh wibawa Sun Tsu berkata kepada para selir lainnya yang gemetar ketakutan, ¨Siapa lagi yang ingin bernasib sama kehilangan kepala, maka silahkan berlatih main – main.¨.
Akhirnya, hingga program latihan selesai, seluruh selir berlatih sungguh – sungguh dan disiplin sehingga visi dan misi raja yang ingin menjadikan selir – selirnya sebagai pelindungnya tercapai.
Memang untuk menegakkan sesuatu visi dan misi kita harus berusaha keras, berpegang teguh dan berkomitmen untuk sungguh – sungguh melakukannya. Bagaimana menurut anda?

KUPU – KUPU



Seorang anak mengamati kupu – kupu yang keluar dari kepompong yang menyelubunginya. Di hari pertama pengamatannya, sekeras bagaimanapun si kupu – kupu berusaha, ia tidak kunjung bisa keluar dari sempitnya kepompong. Di hari kedua pun keadaannya tidak jauh berbeda, hanya kali ini si kupu – kupu berhasil mengeluarkan kepalanya, namun seluruh badannya masih tetap berada di dalam kepompong.
Si anak menjadi tidak sabar, di hari ketiga diguntingnya badan kepompong sehingga kupu – kupu tersebut dengan mudah dapat keluar.
Namun apa yang terjadi, si kupu – kupu menamg sudah bebas, namun kini ia tidak bisa terbang. Tiga hari sudah si anak menunggu, namun si kupu – kupu tetap tidak terbang. Dari situs yang dibacanya di internet pahamlah dia bahwa tindakannya yang menggunting kepompong ternyata salah. Kupu – kupu itu memang tetap harus berjuang keluar dari kepompong karena tindakan itu berfungsi memeras air dari tubuh dan dari sayap sehingga kupu – kupu itu dapat terbang.
Benarlah kata pepatah bahwa hidup ini Perjuangan. Kita tidak akan mencapai apa – apa kalau tidak mau berjuang dan hanya mengharap bantuan orang lain. Dengan berjuang kita menjadi lebih kuat dan lebih terampil dalam memaknai dan mengarungi hidup ini. Bagaimana menurut anda?

KATA

Jhon C. Maxwel dalam bukunya Becoming a person of influence (1997) mengatakan,´Kata yang paling tidak penting adalah AKU. Kata yang paling penting adalah KITA. Dua kata yang paling penting adalah TERIMA KASIH, Tiga kata yang paling penting adalah SEMUANYA SUDAH DIMAAFKAN. Empat kata yang paling penting adalah APA SEBENARNYA PENDAPAT ANDA?, Lima kata yang paling penting adalah ANDA SUDAH MENYELESAIKAN PEKERJAAN HEBAT dan enam kata yang paling penting adalah AKU INGIN MEMAHAMI ANDA LEBIH BAIK.
Kata kuncinya adalah perlakukan orang lain seolah – olah ia adalah orang yang paling penting di dunia. Bagaimana menurut anda?

Minggu, 14 Maret 2010

PENDAKI

Tersebutlah dua orang pendaki gunung yang sedang mendaki gunung Himalaya. Kedua pendaki itu harus berjalan susah payah di udara yang dingin menusuk tulang ditengah badai salju.
Di tengah perjalanan mereka melihat seorang laki - laki yang tergeletak di pinggir jalan. Karena kasihan melihat keadaan orang itu, Pendaki pertama berkata kepada temannya, " orang ini masih hidup. Kasihan sekali kalau dibiarkan tergeletak di sisni, dia bisa mati. Mari kita tolong dia."
Tapi, temannya menjawab," Bagaimana kita bisa menolong dia, sedang menolong diri kita sendiri saja sudah susah di tengah badai salju begini. Kalau kamu ingin membawanya silahkan saja tapi aku tidak akan menolongmu."
Lalu pendaki pertama dengan susah payah memanggul tubuh orang yang tidak berdaya tersebut,sementara temannya melanjutkan perjalanan sendiri.
Pendaki pertama merasakan perjalan itu semakin sulit, karena kini ia memiliki beban. Namun lama kelamaan ia tidak merasa dingin lagi karena hangat tubuh orang yang dipanggulnya menjalar ke tubuhnya.
Setelah berjalan sekian jauh..dilihatnya seseorang tergeletak di jalan, dan ternyata setelah di dekati ternyata itu adalah tubuh sahabatnya.
Demikianlah suka menolong sesama tentu memberikan kebaikan pula pada diri kita. Bagaimana menurut anda?

Sabtu, 13 Maret 2010

KUDA



Seorang kakek memiliki seekor kuda putih yang amat bagus..saking bagusnya kuda tersebut sehingga banyak yang ingin membelinya. Namun sang kakek tidak mau menjualnya, baginya kuda itu sudah seperti keluarganya sendiri.
Suatu ketika kuda putih itu hilang dari kandangnya..dicari kemana - manapun tetap tidak ketemu. Para tetangga segera mengunjungi si kakek untuk menyatakan belasungkawa. Tapi apa jawaban si kakek," Apa benar itu sebuah kemalangan?". Para tetangga hanya geleng - geleng dengan tingkah pola si kakek.." Dasar Kakek, udah pikun kali! kuda kesyangannya yang cuma satu - satunya hilang kok masih bertanya apa benar itu kemalangan."
Ternyata dua minggu kemudian si kuda pulang dengan membawa sebelas ekor kuda liar..sekarang jumlah kuda si kakek berjumlah dua belas. Maka berbondong - bondonglah tetangganya datang mengucapkan selamat kepadanya.Tapi sekali lagi apa jawaban si kakek," Apa benar itu sebuah keberuntungan?". Tetangganya sekali lagi geleng kepala, heran melihat tingkah kakek yang sudah mendapat dua belas ekor kuda tangguh tapi masih bertanya keberuntungan atau bukan.
Si Kakek meiliki seorang cucu laki - laki yang amat tegap. Sang cucu tentu saja berusaha membantu kakeknya menjinakkan kuda - kuda liar tersebut, alhasil si cucu itu jatuh dan kakinya patah keinjak kuda yang ingin dijinakkannya.
Kembali tetangganya datang untuk menyatakan bela sungkawa, tapi jawaban kakek tetap sama,'Apa benar itu sebuah kemalangan? Yang mana yang kalian sebut keberuntungan dan yang mana yang kalian sebut kemalangan?'.
Tetangganya akhirnya menjadi jengkel melihat sikap si kakek, menurut mereka si kakek tidak saja pikun tetapi juga sudah gila. Akhirnya mereka memutuskan untuk tidak peduli lagi dengan si kakek.
Ternyata sebulan kemudian setelah peristiwa itu, negeri tersebut dilanda perang sehingga semua pemuda - pemuda desa dikerahkan ikut wajib militer termasuk anak tetangga - tetangganya..kecuali tentu saja cucu si kakek yang sama sekali tidak sehat. Dengan demikian yang manakah kemalangan dan keberuntungan itu? Bagaimana menurut anda?

Sabtu, 27 Februari 2010

SEL



Dalam suatu revolusi medis besar – besaran, para ilmuwan telah memasuki suatu dimensi tersembunyi yang tidak pernah disangkal siapa pun. Sel – sel ternyata sudah jutaan tahun lebih unggul daripada kita dalam hikmat berpikir. Dalam suatu penelitian yang mendalam tentang sel, para ilmuwan telah memasuki suatu dimensi tersembunyi yang tidak pernah disangka siapa pun.
Sel memiliki Maksud Yang Lebih Tinggi. Setiap sel di tubuh kita setuju untuk bekerja demi kesejahteraan keseluruhannya. Kesejahteraan individualnya menjadi yang nomer dua. Kalau perlu ia rela mati demi melindungi tubuh, dan sering demikian. Umur sel manapun hanyalah sebagian kecil dari umur anda sendiri. Sel kulit ribuan mati tiap jamnya, demikian juga sel kekabalan tubuh yang memrangi mikroba – mikroba penyerbu. Sikap mementingkan diri sendiri bukanlah pilihan seandainya pun mencakup kelangsungan hidup sel itu sendiri.
Sel memiliki Kemenyatuan. Sebuah sel berhubungan dengan segala jenis sel lainnya. Molekul – molekul utusan berpacu ke mana – mana untuk memberitahu pos – pos tubuh ynag paling jauh letaknya, tentang hasrat atau niat, seberapa kecilpun itu. Menarik diri atau menolak berkomunikasi bukalah pilihan.
Sel memiliki Kesadaran. Sel – sel beradaptasi dari saat ke saat. Mereka tetap fleksibel agar dapat memberikan respon terhdap situasi – situasi yang ada. Terperangkap dalam kebiasaan – kebiasaan kaku bukanlah pilihan.
Sel memiliki Penerimaan. Sel – sel saling mengenal satu sama lain sebagai sama pentingnya. Setiap fungsi dalam tubuh itu saling bergantung satu sama lainnya. Berfungsi sendirian bukanlah pilihan.
Sel memiliki Kreativitas. Walaupun setiap sel mempunyai fungsi unik (sel hati umpanya, bisa melaksanakan lima puluh tugas yang berbeda-beda), fungsi-fungsi tersebut digabungkan dengan cara-cara yang kreatif. Seseorang bisa mencerna makanan yang belum pernah dimakannya, memikirkan pikiran yang belum pernah dipikirkannya, menari dengan cara yang tak pernah dilihatnya. Berpegang pada perilaku lama bukanlah pilihan.
Sel memiliki Keberadaan. Sel-sel itu patuh pada siklus universal berupa istirahat dan aktif dalam kegiatan. Walaupun sel itu terekspresikan dengan sendirinya dalam banyak hal, seperti tingkat hormon, tekanan darah, dan irama pencernaan yang berfluktuasi, ekspresi yang jelas adalah tidur. Mengapa manusia butuh tidur tetap merupakan misteri medis, tapi akan terjadi ketidakfungsian total kalau kita memetik manfaat tidur. Di dalam keheningan istirahat, masa depan tubuh itu berinkubasi. Terlalu aktif atau agresif bukanlah pilihan.
Sel memiliki Efisiensi. Sel-sel berfungsi dengan pengeluaran enerji yang sekecil mungkin. Umumnya setiap sel hanya menyimpan tiga detik makanan dan oksigen di dalam dinding selnya. Ia sepenuhnya percaya bahawa dirinya akan dipelihara. Konsumsi makanan, udara, atau air yang berlebihan bukanlah pilihan.
Sel memiliki Pembentukan Ikatan. Karena kesamaan warisan genetika, sel-sel itu tahu bahwa mereka itu pada dasarnya sama. Fakta bahwa sel hati itu beda dari sel jantung, dan sel jantung, dan sel otot beda dari sel otak, tidaklah meniadakan kesamaan identitas mereka, yang tidak berubah-ubah. Dalam laboratorium, sel otot bisa secara genetika ditransformasikan menjadi sel jantung dengan kembali ke sumbernya yang sama. Sel-sel yang sehat tetap terikat dengan sumbernya yang sama. Sel-sel yang sehat tetap terikat dengan sumbernya, entah seberapa sering pun mereka terbelah. Bagi mereka, menjadi sel buangan, entah seberapa sering pun mereka terbelah. Bagi mereka, menjadi sel buangan bukanlah pilihan.
Sel memiliki Kemampuan untuk Memberi. Kegiatan utama sel adalah memberi, yang memelihara integritas sel-sel lainnya. Komitmen total terhadap memberi menjadikan menerima itu otomatis. Itu hanyalah separuh sisa dari siklus alaminya. Menumpuk bukanlah pilihan.
Sel memiliki Keabadian. Sel-sel itu berreproduksi untuk meneruskan pengetahuan, pengalaman, dan talenta mereka, tanpa menahan apapun dari anak-anak mereka. Ini adalah semacam keabadian praktis, tunduk kepada maut di bidang fisik tetapi mengalahkannya di bidang non fisik. Jurang antara generasi bukanlah pilihan.
Kalau sel – sel kita saja tau apa yang perlu dilakukan dan yang tidak perlu, mengapa kita sendiri berprilaku demikian? Mengapa ketamakan itu baik bagi kita padahal menghancurkan pada tingkatan sel - sel kita, di mana ketamakan adalah kesalahan yang dilakukan oleh sel – sel kanker? Mengapa kita membiarkan konsumsi berlebihan itu menuntun pada kegemukan yang mewabah, padahal sel – sel kita mengukur hingga tingkatan molekul, berapa banyak bahan bakar yang sehat dikonsumsi. Perilaku yang akan mematikan tubuh kita sendiri belum juga kita tinggalkan. Kita mengkhianati hikmat tubuh kita sendiri, dan lebih parah lagi, kita abaikan model kehidupan spiritual yang sempurna dalam diri kita. Bagaimana menurut anda?

Minggu, 07 Februari 2010

HUKUM ISLAM

Seorang ustadz berkata kepadaku,¨ Alangkah baiknya bila hukum islam tegak di negara ini.¨ ¨ Mengapa?¨, tanyaku. ¨ Coba anda bayangkan¨, katanya,¨ ketika seorang pencuri mencuri di negara ini, maka hukumannya adalah penjara. Jika hanya ada 100 orang saja pencuri di negara yang berpenduduk 500 juta jiwa ini dan masing – masing dihukum tiga bulan penjara dikali makan tiga kali sehari dan harga sebungkus nasi cuma 5000 rupiah maka dana yang harus dikeluarkan sekurangnya adalah 45 juta rupiah.. itu belum kalau ternyata ada seratus ribu pencuri, atau harga nasinya 10 ribu, atau hukumannya lebih dari tiga bulan. Belum lagi penjara itu ada penjaganya, penjaga itu juga harus digaji dan diberi makan. Belum perkara korupsi, pemerasan, pemerkosa dan pembunuhan yang harus dihukum sumur hidup. Triliyunan dana negara habis untuk para penjahat sperti ini..dalam arti kata sudah mereka berbuat jahat, kemudian diberi makan dan diurus pula oleh negara. Efek jeranya belum tentu ada. Bisa jadi semakin lama di penjara, keterampilannya semakin hebat setelah keluar.¨
Lanjutnya,¨ Bandingkan dengan hukum islam, setelah dia mencuri, potong tangannya dan kembalikan pada keluarganya. Murah dan Mudah..negara tidak perlu memberinya makan, efek jeranya pun ada. Ia pun masih bisa mencari kerja dengan tangan yang satunya dan ia pun akan berhati – hati agar tidak kehilangan dua tangannya lagi.¨
¨Itu baru pencuri¨, kata temanku itu lagi, ¨ Pembunuh misalnya. Orang yang keluarganya terbunuh tentu menyimpan dendam. Keluar dari penjara si pelaku bisa di bunuh oleh keluarga korban. Keluarga si pelaku bisa saja tidak terima, pasalnya si pelaku sudah dipenjara, sehingga terjadilah bunuh membunuh yang tak berkesudahan. Sebaliknya di Islam ada Qisash. Orang yang membunuh harus dibunuh, kecuali bila keluarga korban memaafkannya. Dengan demikian tidak ada lagi dendam setelahnya.¨
Aku termangu mendengar perkataannya. Bagaimana dengan anda?

KEJUJURAN

Adalah dua orang pengembara, si Jangkung dan si Pendek. Suatu ketika mereka kehabisan bekal dan berinisiatif untuk memohon makanan kepada penduduk yang mereka temui. Akhirnya sampailah mereka di sebuah rumah, pemilik rumah itu ternyata penganut agama yang taat.
¨ Bagaimana kalau kita mengaku penganut agama yang taat pula agar kita diberi suguhan yang nikmat?¨ usul si Pendek. ¨ Nggak ah! Kita kan pengembara.. kita bilang saja apa adanya.¨ Si pendek tetap berkeras dengan usulnya mengaku pemeluk agama yang taat, sedang si jangkung berpegang teguh pada prinsipnya untuk tidak berbohong.
Setelah mereka diterima oleh pemilik rumah, si pendek pun mengaku bahwa ia adalah pemeluk agama yang taat, sedang si jangkung dengan jujur mengatakan bahwa ia adalah pengembara biasa. Pemilik rumah masuk dan mengambil bekal mereka, kepada si Jangkung ia berkata,¨Karena anda bukan pemeluk agama yang taat, maka anda tentu boleh makan apapun, maka ambillah bekal nasi ini lengkap sayur, buah - buahan dan lauknya yang lezat – lezat.¨ Sedang kepada si pendek ia berkata, ¨Karena anda adalah pemeluk agama yang taat, maka anda tentu berpantang makan apapun kecuali nasi..maka terimalah bekal yang hanya terdiri atas nasi saja ini.¨
Betapa menyesalnya si Pendek saat menerima bekalnya. Seandainya ia tadi jujur, tentu ia sekarang sudah membawa bekal nasi lengkap sayur, buah - buahan dan lauknya yang lezat – lezat. Demikianlah, kejujuran tentu saja membawa kemujuran..Bagaimana menurut anda?

RENUNGAN

gambar dari http://vimeylovely.wordpress.com/2009/07/05/skenario-renungan/#comment-492

Seorang temanku berkata kepadaku,¨Menjadi orang baik itu sulit ya? Apalagi di zaman sekarang.¨ ¨ Coba terangkan maksudmu!¨, kataku. ¨ Menjadi orang baik di zaman sekarang itu laksana menjadi air bersih ditengah air kotor. Laksana menjadi pagar yang lurus ditengah pagar yang bengkok.¨ ¨ Lantas apakah kita perlu menyesuaikan diri dengan keadaan.. sebab bila kita adalah air yang bersih tentu kita akan kotor pula. Bila kita pagar yang lurus, tentu kita harus dibengkokkan pula, sebab kita tidak akan terlihat indah di antara pagar – pagar yang lain,¨ renungku. ¨ Atau apakah kita bisa menjadi patokan bagi pagar lain untuk melurusskan diri atau menjadi emas yang meski berada di comberan sekalipun dia tetap berharga.¨
Temanku tidak bisa menjawab, ia juga merenung. Bagaimana menurut anda?

Sabtu, 06 Februari 2010

KISAH EMPAT PEMUDA

Tersebutlah empat orang pemuda yang sedang merantau. Pemuda pertama bertubuh tinggi besar dan kuat sekali fisiknya. Ialah yang terkuat di antara mereka. Pemuda yang kedua bertubuh tinggi kurus dan berkacamata, otaknya sangat encer. Ialah yang terpandai di antara mereka. Pemuda ketiga bertubuh gemuk pendek. Otaknya tidak seberapa pandai, tapi ia sangat baik dan mudah bergaul..dan pemuda yang terakhir adalah orang yang paling bijak dan soleh diantara teman – temannya. Ialah pemimpin mereka semua.
Suatu ketika mereka kehabisan bekal dan akhirnya tiba disebuah pelabuhan. Maka berkalah sipemimpin, ¨Pemuda pertama bagaimana kalau kau bekerja dan mencari nafkah untuk kita hari ini, pemuda kedua yang mencari esok harinya, pemuda ketiga lusanya dan aku besok lusanya.¨ Setelah sepakat dengan hal tersebut, berangkatlah pemuda pertama bekerja.
Pemuda pertama bekerja sangat giat, karena fisiknya amat kuat maka sore harinya ia berhasil mengumpulkan 1 juta rupiah. Pemuda kedua di hari kedua, karena kepandaiannya berdagang maka banyak sekali yang menjadi pelanggannya hingga sore harinya ia berhasil mengumpulkan 2 juta rupiah. Pemuda ketiga tidak sekuat pemuda pertama dan tidak sepandai pemuda kedua, namun karena ia ramah dan relasinya banyak, ia akhirnya berhasil mengumpulkan 3 juta rupiah. Sedang di hari berikutnya giliran pemuda keempat. Ia berkunjung ke balai pertemuan di pelabuhan itu dan memberi ceramah. Semua orang terpesona dengan ceramahnya dan akhirnya ia membawa pulang 4 juta rupiah.
Kemudian sipemuda keempat atau pemimpin mereka berkata,¨Teman – temanku..kita telah bekerja keras, meskipun hasil yang kita terima berbeda..tapi jika ditotal penghasilan kita adalah 10 juta rupiah..bila kita bekerja bersama – sama dan tidak sendiri – sendiri, maka sebanyak itulah penghasilan yang Insya Allah akan kita terima setiap harinya.
Jika diibaratkan keempat pemuda itu adalah Kemampuan Fisik (PQ), kemampuan Intelegensi (IQ), kemampuan emosi (EQ) dan kemampuan spiritual (SQ). Kemmpuan ini tentu saja memiliki kekuatan yang berbeda – beda tetapi bila digabungkan maka akan memiliki kekuatan yang luar biasa. Bagaimana menurut anda?

Minggu, 24 Januari 2010

BANGAU

Alkisah hiduplah seorang petani di jaman akhir dinasti Zhang di China. Dinasti Zhang ini sudah mau runtuh, peperangan, perampokan, penjarahan dan pemerkosaan terjadi di mana - mana. Pajak yang amat tinggi mencekik leher penduduk. Para pejabat yang berkulit kuning dan berperut buncit semakin kaya sedang petani menjadi sengsara dan kelaparan.
Si Petani juga amat menderita, karena itu ia mengajak kaum petani dan kaum buruh yang lain untuk memberontak kepada kaisar.
Teman - temannya yang mendengar rencana tersebut ketakutan.. mereka merasa lebih baik hidup sengsara dan kelaparan sampai mati daripada melawan kaisar. Namun si petani tetap bertekad baja melawan penindasan dan ketidakadilan itu. Ia mengeluarkan pidatonya yang terkenal, " Kalau kalian tetap mau sengsara biarlah kalian menjadi ayam yang tak akan pernah tahu bagaimana rasanya menjadi bangau yang terbang tinggi. Terbanglah saudaraku..Kita harus memperjuangkan hidup kita!"
Semangat itulah yang mengantarkan para petani dan kaum tertindas menjadi macan lapar di medan perang..mereka menyerbu bagai badai dan meruntuhkan penguasa licik yang menghisap darah mereka.
Si petani akhirnya menjadi kaisar dinasti Chou dan ia benar - benar menjadi seekor bangau, bukan lagi ayam yang tak akan pernah tahu bagaimana rasanya menjadi bangau yang terbang tinggi.
Segala sesuatu yang deperjuangkan dengan tekad baja tentu akan membuahkan hasil..dimana ada kemauan tentu ada jalan yaa kan? Bagaimana menurut anda?

LAO TSE

Tersebutlah seorang yang amat bijaksana bernama Lao Tse yang hidup dua abad sebelum masehi di negri Cina. Saking terkenalnya kebijaksanaan Lao Tse ini sehingga banyaklah orang mengadu kepadanya tentang perkara dalam hidup mereka.
Suatu ketika, datanglah seorang pemuda yang bermaksud ingin menguji Lao Tse. Si pemuda itu membawa seekor burung gereja yang diletakkannya sedemikian rupa di tangan sehingga hanya kepala burung saja yang nampak. Burung kecil itu sebenarnya masih hidup.. si pemuda berencana akan bertanya kepada Lao Tse apakah burung yang ditangannya itu hidup atau mati. Bila Lao Tse menjawab hidup, maka akan diremasnya tubuh burung itu sehingga mati dan ia akan bilang kalau Lao Tse salah dan burung itu sudah mati. Sebaliknya bila Lao Tse menjawab Mati, maka ia akan menerbangkan burung itu.
Sesampainya di hadapan Lao Tse, bertanyalah pemuda tersebut, " Wahai Lao Tse.. bila engkau memang bijak, cobalah jawab, apakah burung ditanganku ini hidup atau mati!" Bila anda menjadi Lao Tse, apa yang akan anda jawab?

Lao Tse menjawab, " Mati hidupnya burung itu berada di tanganmu.. engkaulah yang menentukannya. Demikian pula dengan kedisiplinan. Engkau pula yang akan menentukan apakah dirimu berdisiplin atau tidak. Masing - masing manusia adalah penentu hidupnya sendiri." Demikianlah pernyataan Lao Tse, Bagaimana menurut anda?

SI BADUNG

Dahulu kala hiduplah seorang pertapa dengan ketujuh orang muridnya dipuncak sebuah gunung yang amat tinggi. Suatu ketika sang pertapa ingin menguji murid - muridnya, berkatalah ia, " Wahai murid - muridku, turunlah kalian ke lereng gunung ini dan ambillah batu sebesar yang kalian mampu bawa.".
Maka turunlah ketujuh murid pertapa ke lereng gunung nun jauh di bahwah yang perjalanan saja membutuhkan waktu tiga bulan. Sesampainya di bawah mereka segera mengambil batu besar sesuai yang dititahkan gurunya.
Di antara ketujuh murid tersebut ada seorang yang badung. Di saat teman - temannya mengambil batu sebesar anak kerbau, yang diambil badung hanya sebesar telur puyuh. Ketika yang lainnya dengan susah payah mengangkat batu yang berat tersebut ke puncak, si badung dengan santai berjalan sambil mengejek teman - temannya.
Perjalanan kembali mereka ke puncak membutuhkan waktu sekitar enam bulan karena sekarang mereka membawa beban yang amat berat. Tentu saja si badung yang terlebih dahulu tiba di puncak. Ia mengatakan kepada gurunya kalau batu sebesar telur puyuh itulah yang sanggup dibawanya.
Ketika semua muridnya telah kembali, bersabdalah sang pertapa, " Murid - muridku, aku telah melihat kerja keras kalian, karena itu akan aku ubah batu yang kalian bawa itu menjadi emas!". Betapa kecewanya si badung melihat teman - temannya kini memeluk emas sebesar anak kerbau.
Bulan berikutnya sang pertapa berkata lagi, Wahai murid - muridku, turunlah kalian ke lereng gunung ini kembali dan ambillah batu terkecil." Maka turunlah ketujuh murid pertapa dan mengambil batu kecil seperti perintah gurunya. Si Badung berpikir, ' bila ia cuma mengambil batu kecil, bila diubah menjadi emas tentu ia akan rugi, sebab teman - temannya sebelumnya sudah mendapat emas yang luar biasa besar..Bagaimana kalau ia mengambil batu besar saja.. dengan demikian bila guru mengubahnya menjadi emas, maka kekayaannya sekarang sudah sama dengan teman - temannya.
Bila semua teman - temannya dengan langkah ringan setelah mengambil batu kecil kembali ke puncak, si badung yang sekarang dengan susah payah mendorong batu yang amat besar, jauh lebih besar dari yang dibawa teman - temannya sebulan lalu ke puncak.
Setibanya di puncak, ternyata tinggal ia sendiri yang ditunggu. Kemudian bersabdalah sang pertapa, " Karena kalian murid - murid yang berbakti, karena itu akan aku ubah batu yang kalian bawa itu menjadi kekayaan.. sekarang lembarkan batu yang kalian punya, siapa yang terjauh itulah yang terkaya!". Betapa kecewanya si badung melihat batunya tidak bisa dilempar..akibatnya ialah yang termiskin diantara teman - temannya.
Setelah berlalu sebulan lagi, maka bersabdalah sang pertapa kembali, " Wahai murid - muridku, ini adalah tugas terakhir yang akan kuberikan pada kalian..turunlah kalian ke lereng gunung ini kembali dan ambillah dua buah batu sebesar telur puyuh."
Maka kembali berbondong - bondonglah mereka mencari batu - batu yang dimaksud gurunya , si badung kali ini tidak mau gagal lagi, kali ini diambilnya satu batu besar dan satu batu kecil. Perhitungannya bila kedua batu di ubah menjadi emas maka ia untung memiliki batu besar, sedang bila dilempar, maka ia akan melempar batu kecil.
Sekembalinya mereka semua ke puncak, maka bersabdalah sang pertapa, " Karena kalian adalah murid - murid yang patuh, maka akan kuubah batu di tangan kalian itu menjadi TESTIS (buah zakar) yang amat subur. Maka dapat di bayangkan model buah zakar si badung yang kini satu sebesar anak kerbau sedang yang lainnya sekecil kerikil.
Demikianlah KISAH Si Badung.. Kisah tersebut sangat inspiratif bukan? Bagaimana menurut anda?

BELAJAR

Pepatah mengatakan, belajar di waktu muda laksana mengukir batu dan belajar di waktu tua laksana mengukir air.
Demikianlah kenyataannya.. Batu, walau sekeras bagaimanapun ia tetap mampu diukir.. lihatlah mahakarya para pemahat seperti Michaelangelo, Raphael, Bernini, dan lain – lain semuanya adalah ukiran batu. Lihatlah bangunan candi dan relif oleh nenek moyang kita, semuanya adalah ukiran batu. Sebaliknya air, meskipun lembut, namun sangat sulit bahkan mustahil untuk diukir.
Ketika kita masih muda, kemampuan kita menyerap ilmu sangatlah baik, karena itu janganlah menyia – nyiakan umur muda kita. teruslah belajar dan belajar..sebab bila kelak kita sudah tua, kemampuan kita untuk menyerap pelajaran kan semakin berkurang. Bagaimana menurut anda?

Minggu, 17 Januari 2010

DARI RUMPUT SAMPAI INGGRIS

Rumput selalu bisa tumbuh dimana - mana.. mereka adalah tumbuhan yang memiliki daya bertahan hidup (survivor) yang lura biasa. APA sebabnya?
Tahukah anda bila bibit rumput terletak dipuncak. Dengan demikian mereka dapat nempel di mana - mana, di kaus kaki, di rok atau celana, nempel di bulu - bulu binatang dan lain - lain yang kemudian akhirnya mereka dapat disebarkan di mana - mana.
Bibit tersebut tidak pernah tahu seberapa jauh mereka sudah berpisah dari induk yang mereka cintai, medan seperti apa dan situasi yang bagaimana yang akan mereka hadapi bila mereka jatuh di tanah setelah di buang oleh si empunya celana atau kaos kaki. Namun mereka tidak pernah takut untuk berpetualangan dan berjuang. Mereka tahu bahwa untuk menjadi bangsa yang solid, mereka tidak boleh tinggal mengeram di zone kenyamanan mereka saja. Jangan meletakkan telur hanya pada satu tempat saja, sebab bila ada yang ceroboh, semuanya bisa rusak terinjak..itulah filosofi pertama mereka dan Air hanya akan jernih bila ia mengalir dan bukannya menggenang di suatu tempat, itulah filosofi kedua mereka.
Lihatlah bangsa Inggris, Bangsa yang wilayah negaranya sangat kecil, namun karena kesolidan pendahulu - pendahulu mereka menjelajahi dunia, akhirnya bahasa mereka dipakai oleh seluruh dunia dan menjadi bahasa pemersatu. Bagimana menurut anda?

NIAT BAIK

Niat baik itu seperti menanam padi..
Bila kita menanm padi maka biasanya rumput juga ikut tumbuh, sedang bila kita menanam rumput, mustahil padi ikut tumbuh.
Falsafahnya ialah niat yang baik dan diikuti pula tindakan atau perbuatan baik untuk mewujudkannya, tidak selalu hasilnya baik. Terkadang niat dan pertolongan kita yang ikhlas pada seseorang, ditanggapi dengan tidak baik. Sedang niatan yang buruk dan dibarengi perbuatan untuk mewujudkannya mustahil akan memiliki hasil yang baik. NIat korupsi dan kemudian melakukannya, maka hasilnya pasti masuk penjara. Bagaimana menurut anda?

Sabtu, 09 Januari 2010

JAM PASIR

gambar dari http://id.wikipedia.org/wiki/Jam_pasir

Menurut Wikipedia, jam pasir adalah perangkat untuk pengatur waktu. Terdiri dari dua tabung gelas yang terhubung dengan sebuah tabung sempit .Salah satu tabung biasanya diisi dengan pasir yang mengalir melalui tabung sempit ke tabung dibawahnya dengan laju yang teratur. Ketika pasir telah mengisi penuh tabung bawah, alat ini bisa di balik sehingga dapat digunakan kembali sebagai pengatur waktu. Jam pasir merupakan nama umum yang mengacu pada gelas pasir, dimana jam pasir ini digunakan untuk menghitung waktu selama satu jam.
Berat pasir yang berada dijam pasir berbeda - beda tergantung dari besarnya jam pasir tersebut. Biasanya sih sekitar sepuluh gram.
Seandainya umur saya sekarang tiga puluh tahun maka tiga puluh dikali tiga ratus enam puluh lima (jumlah hari dalam setahun) lalu dikalikan dua puluh empat (jumlah jam dalam sehari) maka akan didapatkan angka 2.628.000 (dua juta enam ratus dua puluh delapan ribu) gram atau dua ribu enam ratus dua puluh delapan kilo pasir yang menetes dari kehidupanku.
Jumlah pasir yang amat berat, dan bila saya seorang pekerja bangunan jumlah itu sanggup untuk membangun sebuah jembatan.. maka sungguh amat rugilah kita bila kita menyia - nyiakan waktu hidup kita. Bagaimana menurut anda?

AMBIVALENSI

Suatu hari seorang teman meminta nasihat kepadaku, ia berkata," Aku mencurigai suamiku selingkuh." Aku lalu bertanya," lalu apa yang akan anda lakukan?".
Ia menjawab," Aku akan bertanya kepadanya.". Aku bertanya," Apa yang anda harapkan dari jawabannya?". Teman itu menjawab," Aku ingin ia jujur apa adanya."
"Seandainya ia benar selingkuh, apa yang akan anda lakukan".
"Aku tidak tahu.. mungkin aku akan bunuh diri.. tolong katakan apa yang harus aku lakukan.. aku ingin ia jujur, tapi aku takut kenyataan kalau ia benar selingkuh.. bagaimana donk?", katanya.
" Kalau begitu.. ",kataku," Jangan bertanya apapun padanya..!"
Terkadang kita ingin sekali mengetahui kebenaran, namun kita takut dengan kenyataannya. Dalam bahasa ilmu jiwa ini disebut AMBIVALENSI. Ketika kita ingin kejujuran seseorang, kita harus siap dengan kenyataannya, sehingga kita bisa mengambil langkah yang bijak dalam menyikapinya.
Sedang bila kita tidak takut dengan kenyataannya..maka jauh lebih bijak bila kita tidak bertanya. Berbaik sangkalah padanya dan tunjukkan bahwa kita menyanyanginya seperti semula kita bersamanya. Bagaimana menurut anda?

SEDEKAH

Seorang temanku berkata,¨ Harusnya kita berdua lebih rajin bersedekah.¨ ¨Oh,ya..?!¨, kataku. Temanku menguraikan, ¨ Tahukah kamu kalau sedekah itu merupakan obat yang seharusnya kita ingat tiap kali kita mendapat rezki?..sama seperti buang air..
Setelah seharian kita makan atau minum, esok paginya kita tentu berharap buang air besar. Sebab kita tahu bahwa buang air besar itu penting dan merupakan obat bagi pencernaan kita. Coba bayangkan bila kita begitu kikir tidak mau mengeluarkannya.. tentu dia akan menyusahkan bahkan membuat kita sakit.
Harusnya begitu pula sedekah..kita harus mengeluarkan sebahagian dari kita kalau tidak ingin kita mendapat penyakit bakhil alias kikir yang menghancurkan & menggerogoti jiwa kita dan semangat kekeluargaan kita terhadap sesama.
Perumpamaan temanku mungkin amat jorok, namun terlepas dari itu, Aku setuju bahwa sedekah itu begitu penting dan vital.. Bagaimana menurut anda?

EARTH, FIRE, WATER AND WIND



Seorang teman berkata kepadaku, “ Karakter orang menghadapi hidup ini berbeda – beda tergantung dari karakter alam apa yang dianutnya.
Ada orang yang berkarakter seperti BUMI. Ia kuat , idealis dan pekerja keras.. namun sayangnya ia terlalu kaku sehingga sulit baginya menerima perubahan.
Ada orang yang berkarakter seperti API. Ia bersemangat, menggelora dan penuh inovatif.. namun kelemahannya ia terkadang mencarakan segala halal untuk mencapai tujuannya.
Ada orang yang berkarakter seperti AIR. Ia ikut kemanapun hidup ini mengalir, ia tenang, tidak neko – neko dan mudah bergaul. Namun sayangnya ia tidak punya pendirian dan bahkan impian.
Terakhir, orang yang berkarakter seperti ANGIN, sifatnya sulit ditebak, kadang begitu ngejos, disaat berikutnya ia sama sekali tidak bersemangat. Ia sangat mudah terpengaruh oleh lingkungannya. Ia gemar menuntut namun disisi lain ia sulit untuk dituntut melakukan sesuatu. Tipe seseorang yang kurang bagus menjadi pekerja, berorganisasi apalagi pemegang jabatan. Orang ini cocoknya jadi pendemo anarkis aja kali yaa?”
Tergantung bagaimana sifat dan karakter anda semuanya ada ditangan anda. Baik buruknya beserta takdir akhirnya, andalah penentunya. Bagaimana menurut anda?

HWARANG YUSIN


gambar dari http://img43.imageshack.us/i/200908181049131.jpg/

Ada sebuah drama Korea di TV dengan judul The Great Queen SeonDeok. Dikisahkan sang ratu memiliki panglima dari seorang hwarang (pendekar) yang bernama Kim Yusin. Hwarang Yusin ini pernah suatu hari dinasehati oleh ayahnya bahwa, kayu tidak mungkin menghancurkan batu.
Namun kenyataannya berbeda, pedang kayu Yusin mampu menghancurkan batu karang besar yang merupakan tempat latihannya setelah sejuta pukulan.
Ada dua hikmah yanng bisa kita tarik dari cerita tersebut, yang Pertama ialah, sesuatu yang lemah pun bila ia secara konstan berfokus pada suatu tempat, ia pasti akan berhasil menghancurkan tembok penghalang yang bagaimanapun kuatnya. Contohnya tetesan air yang mampu melubangi batu. Air itu lemah apalagi Cuma tetesan, namun bila ia konsisten menetes disuatu tempat, sebuah batu dipastikan akan berlubang. Volume yang sama banyaknya, misalkan sama – sama satu galon, kalau yang satu langsung mengguyur sedang yang satunya Cuma menetes, tentu akan beda hasilnya. Yang mengguyur dengan kekutan besar tidak akan mampu menghancurkan batu, sedang yang menetes walau tenaganya sangat lemah mampu melubangi..perbedaanya karena yang menetes itu konsiten., demikian juga dengan pedang kayu Yusin, karena konsisten akhirnya bisa juga menghancurkan batu.
Yang kedua ialah kayu itu bisa menghancurkan batu setelah sejuta pukulan. Apakah pukulan kesatu juta lebih baik dari 999.999 pukulan sebelumnya karena pukulan yang kesatu juta bisa menghancurkan batu? Jawabanya tentu saja Tidak! Pukulan Yang kesatu Juta berhasil menghancurkan batu karena adanya 999.999 pukulan sebelumnya. Bagaimana menurut anda?

MANUSIA

Ketika Sang Pencipta selesai menciptakan manusia, ia lalu mengumpulkan para dewa dan kemudian berkata. “ Inilah makhluk ciptaanku yang tersempurna akan kuberikan dia potensi yang membuat dia dengan mudah mampu mewujudkan semua keinginannya. Bagaimana menurut kalian?”
Para dewa kemudian bermusyawarah, dan berkatalah Dewa tertua, “ Maaf yang Maha Mulia Sang Pencipta, bila manusia dengan mudah terwujud semua keinginannya, apa nanti hidup manusia itu tidak akan bosan?”. Sang Pencipta, berpikir sejenak, kemudian memutuskan, “ Benar yang kalian katakan, kalau begitu, potensi ini harus disembunyikan agar tidak terlalu mudah ditemukan manusia, namun persembunyiannya harus pula tidak terlalu sulit mencarinya, sehingga siappun manusia yang mau sedikit berusaha, ia pasti akan menemukannya.”
“Bagaimana kalau dipendam di dalam bumi Yang Mulia?,” kata dewa bumi. “ Dipendam di di dalam bumi akan terlalu sulit ditemukan manusia, bumi begitu luas dan hanya beberapa gelintir yang akan mampu menemukannya. Tidak! sebaiknya tidak di dalam bumi.”.
“ Bagaimana kalau disimpan di antara awan Yang Mulia?” kata dewa Langit. “Ditaruh diantara awan – awan memang menjanjikan, tetapi tatkala hujan turun, potensi – potensi itu akan ikut bersama hujan dan akan dengan sangat mudah ditemukan oleh manusia. Tidak! sebaiknya tidak di ditaruh diantara awan – awan.”.
Kemudian berfirmanlah Sang Pencipta, “ Potensi itu akan kutaruh pada pikiran dan hati manusia, sehingga mereka tidak terlalu sulit mencarinya namun tidak pula terlalu mudah ditemukan, hanya orang – orang yang mau bekerja keraslah dengan hati dan pikiran mereka yang akan sukses dan mendapatkan potensi yang membuat manusia dengan mudah mampu mewujudkan semua keinginannya.
Semua Dewa bersujud kepada sang Pencipta atas keputusan-Nya. Jadi sebeanrnya, ptensi itu sebenarnya ada pada diri kita. Tidak perlu kita mendaki gunung yang tinggi dan menyebrangi dalamnya lautan untuk menemukannya. Kita bisa menemukannya di dalam diri kita sendiri asal kita mau bekerja keras. Bagaimana menurut anda?

ORANG BIASA, PEJUANG DAN PECUNDANG

Ada bedanya antara orang biasa dengan pejuang.. Orang biasa Cuma makan, minum tidur, bekerja dan kemudian akhirnya Mati.. tidak ada yang istimewa dari dirinya. Tidak ada cerita indah tentang sumbangsih dirinya bagi manusia disekitarnya.
Pejuang adalah seseorang yang memiliki mimpi dan berani bekerja keras untuk meraih impiannya meski pengorbanan yang dikeluarkannya begitu besar.. bahkan terkadang nyawanya sendiri. Tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan
Bukan pejuang namanya kalau tidak mau berkorban, apalagi kalau tidak mau rugi dan malah mengorbankan orang lain. Orang seperti ini masuk dalam golongan pengecut dan pecundang, kedudukan mereka bahkan lebih hina daripada orang biasa. Mereka hanya jadi sampah masyarakat dan kalau mereka duduk di pemerintahan, maka tunggulah kehancuran negara tersebut.
Makin besar impian kita, makin besar pula kerja keras yang dibutuhkan dan akan makin besar pula pengorbanan yang harus dikeluarkan.. Pejuang yang besar tidak akan pernah menyerah walau harus berkorban darah, ia bukan pula mencari keagungan nama. Hidupnya sangat berarti sebanding dengan pengorbanan yang dikeluarkannya.
Tergantung yang mana kita pilih dalam hidup ini.. menjadi pejuang atau menjadi orang biasa – biasa saja atau bahkan lebih parah menjadi pecundang. Bagaimana menurut anda?

KEHENDAK TUHAN

“ Jika Tuhan punya kehendak, maka terkadang dia mewujudkan kehendaknya itu melalui khalifah atau wakilnya di Bumi ini “, demikian suatu hari atasanku berkata kepadaku. “ Kita ini kan wakil (khalifah) Tuhan di Bumi ini, karena itu bila kita punya inspirasi atau sesuatu maksud, bila itu memang diperkenankan Tuhan, maka pasti akan dimudahkan Tuhan dalam mewujudkannya dan seberat apapun tantangan yang menghadangnya tentu akan terlempar.. kartena itu janganlah ragu dan janganlah kuatir, yang penting anda mau bekerja keras untuk sesuatu yang anda impikan itu.”. Terus terang kata – katanya sangat menginspirasiku.. Semua yang ada di dunia ini memang sudah diatur oleh Tuhan, namun Tuhan pun mempersilahkan kita berkarya dan menghiasinya, karena itu memang bagian dari kehendak-Nya.. Jadi bila anda memiliki harapan, impian atau cita – cita, teruslah bermimpi dan barengi dengan kerja keras.. InsyaAllah akan sukses. Bagaimana menurut anda?

DUA TANGAN

gambar dari www.ryanis.wordpress.com/.../

Seorang teman bertanya kepadaku,” Mengapa kita diberi dua tangan? “. Aku menjawab,” Agar kita bisa memegang sesuatu dengan lebih kuat.”. Teman itu berkata,” Jawaban yang bagus, tetapi bukan cuman itu.. Tuhan memberi kita dua tangan agar kita mampu menggenggam banyak hal, kita bisa menggenggam dunia juga bisa menggenggam akhirat, coba seandainya kita cuman punya satu tangan, tentu kita Cuma bisa memilih, ya kan? “.
Mungkin perkataannya benar juga, tapi meski kita bisa menggenggam keduanya sekaligus, tentu saja tangan kita pun ada yang dominan dibanding tangan yang lainnya..contohnya tangan kanan pada kebanyakan orang lebih dominan dibanding yang kiri..jadinya yaa tidak selalu seimbang antara dunia dan akhirat, tergantung yang mana kita lebih dominankan, meski kita emang bisa menggenggam keduanya. Bagaimana menurut anda?