Tersebutlah seorang anak bernama Kutil..Ia suka sekali meniru hasil karya orang lain. Setiap diberi tugas membuat prakarya pasti dia menyontek punya orang lain. Kutil benar - benar anak yang pandai. Hasil buatannya sulit dibedakan dengan aslinya. Hanya masalahnya Kutil merasa tidak punya kreativitas. Padahal sebetulnya jika Kutil mau ia pasti bisa.
Kutil selalu mendapat penghargaan atas prakarya yang dibuatnya..Ia dinobatkan sebagai seniman paling piawai di sekolahnya dan sekabupatennya. Kutil bangga sekali..namun dilubuk hatinya yang terdalam ia sama sekali tidak punya identitas. Ia cuma bisa menyontek, saat disuruh membuat sesuatu yang baru, ia sama sekali tidak bisa.
Akhirnya teman - temannya mengetahui kebenarannya..Si Kutil akhirnya tidak pernah lagi diminta untuk membuat prakarya..apalagi untuk menginovasi sesuatu. Ia bukanlah seorang kreator. Ia kini cuma jadi pengangguran, dan ketika ia mencoba membuat sesuatu, orang langsung bertanya, " Nyontek punya siapa lagi Til?"
Identitas adalah hal terpenting bagi setiap manusia, apalagi sebuah bangsa. Identitas kadang juga menupakan eksistensi yang menunjukkan keberadaan seseorang dan membedakannya dengan orang lain..bila identitas itu hilang maka dapat diibaratkan keberadaan seseorang itu pun ikut hilang.
Namun bagaimana dengan bangsa yang mengakui identitas bangsa lain sebagai miliknya? Kadang - kadang geram juga melihat ulah negara tetangga kita. Belum puas mengakui tari pendet sebagai miliknya kini mengakui juga batik dan gamelan. Namun nasib sesuatu yang tidak punya identitas adalah seperti orang yang tidak punya rakit tatkala berada di lautan..Ia akan terhempas ke sana kemari dan ketika orang lain mengetahui bahwa ia cuma bisa meniru, maka nasibnya tentu tidak jauh beda dengan si Kutil. Bagaimana menurut anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar