Dahulu kala hiduplah seorang pertapa dengan ketujuh orang muridnya dipuncak sebuah gunung yang amat tinggi. Suatu ketika sang pertapa ingin menguji murid - muridnya, berkatalah ia, " Wahai murid - muridku, turunlah kalian ke lereng gunung ini dan ambillah batu sebesar yang kalian mampu bawa.".
Maka turunlah ketujuh murid pertapa ke lereng gunung nun jauh di bahwah yang perjalanan saja membutuhkan waktu tiga bulan. Sesampainya di bawah mereka segera mengambil batu besar sesuai yang dititahkan gurunya.
Di antara ketujuh murid tersebut ada seorang yang badung. Di saat teman - temannya mengambil batu sebesar anak kerbau, yang diambil badung hanya sebesar telur puyuh. Ketika yang lainnya dengan susah payah mengangkat batu yang berat tersebut ke puncak, si badung dengan santai berjalan sambil mengejek teman - temannya.
Perjalanan kembali mereka ke puncak membutuhkan waktu sekitar enam bulan karena sekarang mereka membawa beban yang amat berat. Tentu saja si badung yang terlebih dahulu tiba di puncak. Ia mengatakan kepada gurunya kalau batu sebesar telur puyuh itulah yang sanggup dibawanya.
Ketika semua muridnya telah kembali, bersabdalah sang pertapa, " Murid - muridku, aku telah melihat kerja keras kalian, karena itu akan aku ubah batu yang kalian bawa itu menjadi emas!". Betapa kecewanya si badung melihat teman - temannya kini memeluk emas sebesar anak kerbau.
Bulan berikutnya sang pertapa berkata lagi, Wahai murid - muridku, turunlah kalian ke lereng gunung ini kembali dan ambillah batu terkecil." Maka turunlah ketujuh murid pertapa dan mengambil batu kecil seperti perintah gurunya. Si Badung berpikir, ' bila ia cuma mengambil batu kecil, bila diubah menjadi emas tentu ia akan rugi, sebab teman - temannya sebelumnya sudah mendapat emas yang luar biasa besar..Bagaimana kalau ia mengambil batu besar saja.. dengan demikian bila guru mengubahnya menjadi emas, maka kekayaannya sekarang sudah sama dengan teman - temannya.
Bila semua teman - temannya dengan langkah ringan setelah mengambil batu kecil kembali ke puncak, si badung yang sekarang dengan susah payah mendorong batu yang amat besar, jauh lebih besar dari yang dibawa teman - temannya sebulan lalu ke puncak.
Setibanya di puncak, ternyata tinggal ia sendiri yang ditunggu. Kemudian bersabdalah sang pertapa, " Karena kalian murid - murid yang berbakti, karena itu akan aku ubah batu yang kalian bawa itu menjadi kekayaan.. sekarang lembarkan batu yang kalian punya, siapa yang terjauh itulah yang terkaya!". Betapa kecewanya si badung melihat batunya tidak bisa dilempar..akibatnya ialah yang termiskin diantara teman - temannya.
Setelah berlalu sebulan lagi, maka bersabdalah sang pertapa kembali, " Wahai murid - muridku, ini adalah tugas terakhir yang akan kuberikan pada kalian..turunlah kalian ke lereng gunung ini kembali dan ambillah dua buah batu sebesar telur puyuh."
Maka kembali berbondong - bondonglah mereka mencari batu - batu yang dimaksud gurunya , si badung kali ini tidak mau gagal lagi, kali ini diambilnya satu batu besar dan satu batu kecil. Perhitungannya bila kedua batu di ubah menjadi emas maka ia untung memiliki batu besar, sedang bila dilempar, maka ia akan melempar batu kecil.
Sekembalinya mereka semua ke puncak, maka bersabdalah sang pertapa, " Karena kalian adalah murid - murid yang patuh, maka akan kuubah batu di tangan kalian itu menjadi TESTIS (buah zakar) yang amat subur. Maka dapat di bayangkan model buah zakar si badung yang kini satu sebesar anak kerbau sedang yang lainnya sekecil kerikil.
Demikianlah KISAH Si Badung.. Kisah tersebut sangat inspiratif bukan? Bagaimana menurut anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar